[Novel] GCCEO - 25 - VVVVVVIP
Paramore Mall
Acara pembukaan resto Hams berjalan dengan sukses. Andra menggunting pita, bersama dengan kepala cabang dan chef Hams.
Prita yang ikut hadir pada pembukaan resto itu tampak segar. Sebelum ke venue, dia memang balik dulu ke hotel untuk mandi dan dandan sedikit. Udah pasti dong selain karena cuaca kota Surabaya yang terik, membuat tubuhnya lengket, Prita juga ingin tampil cantik mendampingi kekasihnya.
Andra tersenyum menatap ke arah Prita yang sore itu mengenakan kaos bermotif garis-garis hitam dan putih, celana kulot hitam dan blazer casual berwarna kuning. Sebagai aksesoris, ia mengenakan flat shoes hitam dan sling bag berwarna kuning terang, sesuai dengan corporate color Hams itu sendiri.
"Saya yang punya Hams-nya aja nggak kepikiran buat pakai aksesoris atau apa gitu yang ada hubungannya dengan Hams. Tapi liat deh pacar saya itu. Tas dan sepatunya Hams banget kan," pamer Andra ke Denny yang berdiri di belakangnya saat memasuki resto yang baru saja dibuka hari itu.
"Bapak bisa belajar dari Bu Prita untuk corporate branding, mungkin. Kalo saya nggak salah, Bu Prita memang punya PR Agency kan, Pak?" tanya Denny.
"Oiya, bener juga kamu, Den," Andra mulai kepikiran untuk menggunakan Blast sebagai PR Agency DCI. Beberapa hal memang harus dipublikasikan agar masyarakat mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi di DCI.
Selesai acara, Andra mengajak Prita makan malam di sebuah resto yang letaknya di rooftop.
"Aku denger dari Denny, tadi siang kamu udah makan bebek Sinjay ya?" tanya Andra menuju resto.
"Spa-nya enak banget.. badan aku langsung berasa seger, nggak pegel-pegel lagi. Makanya abis itu aku laper. Kayak nggak makan dari SD."
"Cuma kan karena udah di Surabaya, masa nggak mampir ke bebek Sinjay sih. Yakaaan.. Makanya aku trus ke sana deh.
Abis itu aku nyebrangin jembatan Suramadu. Bolak balik aja, sebelum akhirnya ke venue kamu, seru!" sahut Prita yang langsung nyerocos menceritakan ia seharian mengisi waktu, sementara Andra sibuk meeting dengan koleganya.
"Naik apa? Denny nggak bilang Pak Tarso kamu pinjem buat jalan-jalan,"
"Aku sewa mobil tadi lewat resepsionis," ujar Prita sambil tersenyum.
Esok harinya, Andra dan Prita kembali ke Jakarta.
Sebelumnya, Sekar meninggalkan pesanan oleh-oleh yang dititip belanja Prita di resepsionis.
Ada 2 box besar berisi Almond Crispy, bolu Spikoek, Abon Sapi, Sambal Bu Rudy, Belinjo Udang. Pokoknya oleh-oleh khas Surabaya yang hits, diborong semua deh buat oleh-oleh.
Ia sudah mentrasfer total pembelian oleh-oleh sekaligus uang jasa untuk Sekar. Ya, hitung-hitung seperti Sekar membuka jastip gitu deh.
***
Blast Image - Sudirman
"Nah, ini yang weekend-an nggak ngajak-ngajak. Masih inget sama kita?" sindir Lola ketika melihat Prita memasuki ruang kantor Blast Image pagi itu.
"Mau oleh-oleh nggak??" ancam Prita.
"Loooh, mau dooong!" Theo sih langsung menyerbu Prita, meraih paper bag yang ditenteng trus langsung duduk di sofa di ruangan Prita.
"Masing-masing udah di 1 paper bag itu ya, jangan berebutan. Sama aja kok isinya," tukas Prita, juga memisahkan 1 paper bag berisi banyak kue.
"Tolong yang ini, Bunga suruh taro di meja depan, biar semua kebagian ya," titah Prita ke Theo.
Semua langsung menyerbu meja bundar yang jadi centre point ruang kerja, "Makasih, Mbak Priiittt!" Seru mereka ramai-ramai.
Prita hanya tersenyum, melihat Erwin melangkah masuk ke ruangannya.
"Mas, ini satu buat elo. Gue tambahin bolu spekoek kesukaan loe," sambut Prita sambil menyerahkan 1 paper bag ke arah Erwin.
"Prit, hari ini mangkal di sini atau balik ke SCBD?" tanya Erwin.
"Sampe makan siang aja sih, Mas. Ada yang perlu dibicarakan kah?" Nadine belum datang ya?" tanya Prita melempar pandang ke arah meja Nadine yang masih kosong.
"Hmm... nggak sih. Kirain hari ini kamu seharian di sini. Agak kangen juga ngeliat ruang ini kosong, nggak ada kamu," sahut Erwin dengan nada suara lembut.
"Apaan nih maksudnya Mas Erwin??" tanya Prita dalam hati.
"Kan ada Nadine yang handle, Mas. Sejauh ini nggak masalah kan?"
"Nggak.. nggak ada masalah kok. Ngomong-ngomong soal Pak Andra Diningrat..." Erwin mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa dengan dia?" tanya Prita.
"Kapan kita mau janji ketemu? Udah ada follow up belom? Lumayan tuh, Prit. Perusahaan besar. Kalau kita dapet dia, wah buat portfolio aja udah keren banget!" seru Erwin.
"Ooh.. nanti ya aku hubungi Andra. Belum sempet ngomongin ini lebih detail sih sebenernya. Sabar yaaa."
"Andra? Kamu sedeket itu sama Pak Andra sampe manggilnya 'Andra'?" tanya Erwin penuh selidik.
Bertepatan dengan Nadine yang baru mau ngetuk pintu ruangan Prita yang emang dibiarkan terbuka.
"Loooh, Mas Erwin nggak tau?? Prita sama Andra udah bukan deket lagi, Maaaas. Nempel!" Nadine langsung nyamber pembicaraan Prita dan Erwin.
"Betewe, makasih oleh-olehnya ya, Prit. Acara perkenalan loe sukses tuh, udah banyak beritanya di mana-mana. 'Prita Daneshwara: CEO Wanita Muda dari Boga Mentari'. Balap-balapan sama acara pembukaan Hams di Surabaya kemarin. Sukses kan?" Nadine malah nyerocos di depan Prita dan Erwin.
"Kamu kemarin ke Surabaya, acara pembukaan Hams?" tanya Erwin.
"Hams grupnya DCI kan?"
"Ho'oh," sahut Prita dengan muka tanpa dosa. Masih belom mikir kenapa Erwin tertarik banget dengan urusan Andra dan DCI-nya selain mengejar mereka jadi klien Blast Image.
"Undangan khusus, langsung dari Pak CEO-nya, Mas. VVVVVVVIIPPPP, sampe digandeng banget di acaranya," goda Nadine sambil nyengir.
"Eh, makasih sekali lagi oleh-olehnya ya, Prit. Gue ada meeting ma Juke nih di PS. Salam buat Andra ya!" pamitnya lalu meninggalkan ruangan Prita, meninggalkan Erwin yang masih melongo melihat mereka membicarakan Andra begitu ringan, kayak udah dekat satu sama lain. Bestie-an gitu.
"Kayaknya, aku ada ketinggalan sesuatu deh," Erwin berucap dengan suara penuh keraguan.
"Hmm... Nanti gue hubungi Andra lagi deh. Aku kabarin selanjutnya ya, Mas. Sorry, but I need to make a phone call," Prita mengisyaratkan agar Erwin segera beranjak dari ruangannya.
"Oh, Ok.. makasih ya oleh-olehnya," ujar Erwin, beranjak dari duduknya dan melangkah ke ruangannya dengan pikiran yang masih menggantung. Nggak jelas, atau masih gelap lah urusan Andra Diningrat ini.
Pagi ini, Prita mau hubungi Sekar. Setelah kemarin ia berpikir keras apakah Sekar adalah orang yang ia cari untuk jadi asisten pribadinya.
"Kalo lihat orangnya sih asik. Didandanin dikit dengan pakaian kekinian, pasti Sekar jadi cantik banget."
"Trus orangnya juga kayak well educated. Mungkin karena dulunya sempet kaya juga ya... "
Prita:
Pagi Sekar. Apa kabar? Saya boleh telpon kamu?
Nggak pake lama, Sekar pun membalas pesan Prita.
Sekar:
Boleh dong..
Di deringan kedua, Sekar sudah tersambung dengan Prita.
"Sekar, maaf kalau ganggu nih,"
"Nggak kok, Prit.. kayak aku orang sibuk aja pake takut ganggu. Bukannya kebalik??"
"Ehm.. gini, kalo kamu nggak keberatan nih. Aku mau nawarin kamu kerja," sambung Prita.
"Hah? Beneran? Kerja apa?" Sekar terdengar semangat. Karena memang sudah sebulan ini dia mencari pekerjaan tetap ke sana kemari tapi belum mendapat panggilan lebih lanjut.
"Kamu mau nggak ke Jakarta? Jadi asisten pribadi aku di sini?" tawar Prita.
"Waaah, beneran ya? Aku jadi nggak enak deh. Masa iya jadi asisten pribadi bu CEO??"
"Beneran kok. Kebetulan aku lagi perlu banget nih. Trus ketemu kamu. Mungkin kita jodoh? Hehehe..." canda Prita.
"Bisa aja kamu. Kapan aku harus kesana?" Tuh kan, Sekar udah semangat banget nih dapat tawaran kerja dari Prita.
"Secepatnya, aku tunggu kamu di Jakarta. Ehm.. kalau kamu perlu ongkos, nanti aku transfer lagi uang untuk beli tiket pesawat ke sini ya,"
"Nggak.. nggak perlu, Prit. Masih ada kok uang yang kemarin. Aku naik bis aja juga nggak papa. Yang penting sampai Jakarta kan?"
"Ok ok.. nanti kalau sudah di Jakarta, langsung telpon aku ya," ujar Prita.
***
Menara DCI - Jakarta Selatan
Masih pagi, hal pertama yang Andra minta ke Tasha adalah mengumpulkan divisi Promo dan PR.
Andra ingin berbicara tentang corporate branding, setelah kemarin ia melihat Prita dengan luwesnya mengenakan pakaian yang 'mencerminkan' perwakilan perusahaan dengan menggunakan warna-warna senada dengan produk yang ditampilkan.
"Jadi begini, saya ingin membicarakan mengenai corporate branding perusahaan kita yang sepertinya selama ini kurang maksimal,"
Pagi itu, Andra memang berniat untuk mengupas permasalahan corporate branding di perusahaannya. Selama ini mungkin dia lebih banyak berpikir mengenai produk, pengembangan usaha, tanpa memikirkan corporate branding yang sebenarnya perlu diperbarui strateginya, mengikuti pasar dan juga wadah berpromosi.
Mereka semua sepakat, menggunakan PR Agency untuk menangani hal ini lebih lanjut. Akan ada beberapa agency yang diminta untuk melakukan pitching. Salah satunya adalah Blast Image. Andra tidak mau jika langsung menunjuk Blast Image, akan ada persepsi bahwa dirinya lah yang memaksakan pilihan karena kepentingan pribadi.
Padahal kan ini juga perusahaan keluarganya sendiri. Kalo dia mau memerintahkan anak buahnya untuk menunjuk Blast Image atas pertimbangan dirinya sendiri, ya sah-sah saja bukan?
 


.jpeg)
.jpeg)
 
![[Novel] GCCEO - 10 - Temenin Mama](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRuoCYwMvCWls7xgUOqT5Yx37JekI0t9WB3D7uNfZQEkcOK-62DLRpTP4ctAlfASLk92OKS7UZ7rjvrkUSW6PrSXX49NdeDzJJsFoSVVGmdW6NjeDVzLBa0P_VBCj4vRtxcCEx5unSZIjKsXa5ecXgFC4r_WGiu0Sbx5Du3fwO8wf9P1_BBuxXU_QVtC4/s72-w640-c-h640/fragile.jpg) 
![[Books] Sambal Nation - Bara Pattiradjawane](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqDqe6xorAPkpvLE4kJA0SK7YuXE4eQ_AJVO2MYUvu0QLz8QgVQpbn2pVdnY1U1-JhcNwkFfer1ehKHxGM8r3qkniuTghSy4mjUPfI7iH-awDo5ImJyAs6n18ntnu64r46FY6-UNswno/s72-c/Book-Launch-_-Sambal-Nation.jpg) 
![[Recipe] Norwegian Meringue Cream Cake](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnjza3VvIBOKl1mPUCVReUOcrhxpd393oS4UU5_7tlFJ5wE7X_VoxDlgO8UdEj5PsZRDyENEw018NUkUEFBxisBkfUoZA2Qdt8DJoo8GBljm7tHv4Belh1YxFu3mHvfAfttwzyaYNli9OeebhW4x-Wj9sUKvHMxUHkGH_5j7FXGckmCxVa3_gf9YKqDQ/s72-w480-c-h640/kue%20norway.jpg) 
 
 
Post a Comment