[Novel] GCCEO - 22 - Movie Night
f(x) Sudirman
Siang ini Lola sibuk untuk event peluncuran program "Sayangi Bumi" yang digadang oleh Fresh Drink.
Ini merupakan event pertama Lola jadi Project Officer sebuah event besar. Sebelumnya, Prita selalu ikut handle project besar seperti ini.
"Tenang, Lol... loe pasti bisa, gue stand by juga kok, kalo-kalo nanti loe butuh sesuatu," Nadine ikut semangatin sahabatnya yang grogi sampai bolak balik minum.
"Kalo loe minum terus, nanti loe bolak balik ke toilet lho," ingat Nadine yang jadi ngikik sendiri liat kelakuan Lola.
Cekrek!
Nadine motretin Lola yang lagi nenggak minum dari tumblernya yang segede galon *lebaymode: ON
Grup Chat Genk Gong
Nadine:
<Foto Lola nenggak>
Liat nih kelakukan temen loe yang lagi senewen handle event gede. *emotngakak
Theo:
Ya elaaaah Lol...Baik-baik ntar bolak balik ke toilet Shaaay!
Nadine:
Udah gue bilangiiiin.. Tetep aja tuh. Nggak ngaruh.
Prita:
Duh, Lola...Kalo yang lain pegang event gede grogi trus rambutnya jadi kriting, kayaknya di malah jadi lurus deh rambutnya. *emotngakak
Siang itu Lola jadi bulan-bulanan Genk Gong.
"Lola mana, Nad?" tegor Rio yang siang itu ikutan motret di event tersebut. Kerjasamanya udah berjalan. Dan karena ini event besar untuk klien yang lumayan besar, jadi Rio terjun langsung ke venue.
"Loe cari deh, cewek kriting yang pegang tumbler segede galon...," canda Nadine.
Rio ngakak sambil celingak-celinguk nyari Lola di tengah banyaknya pengunjung di atrium.
"Hai Kriwil!" sapa Rio sambil meluk Lola dari belakang.
"Iiih, Rio. Kaget ah!" Lola yang kaget langsung nepuk tangan Rio dan manyun.
"Nggak usah manyun ah.. masa bibirnya ikutan kriwil juga?" canda Rio.
Lola langsung balik badan dan ninggalin Rio, kesel!
Event berlangsung cukup lancar. Ya.. namanya event sih pasti ada aja kendalanya. Apalagi event besar dengan banyak pengunjung.
Tapi karena udah berpengalaman, semua bisa ditangani dan acara ditutup dengan sukses.
"Sukses kaaan, event-nya. Keren deh loe. Next siap-siap untuk event gede lain ya. Udah bisa jalan sendiri kok, Lol," mengapresiasi kerja Lola yang meski banyak drama tapi bisa lancar.
"Siap, Bos. Capek deg-degannya doang sih kayaknya. Hehehe..." sahut Lola cengar-cengir.
"Well done, Kriwil!" Rio datang merangkul pundak Lola.
"Aku traktir makan malam. Bebas mau makan apa aja. Pasti tadi siang kamu makan cuma dikit karena grogi kan? Apa malah nggak makan sama sekali?" tanya Rio lagi.
Lola menggangguk senang. "Yuk, Nad. Loe juga belom makan kan?"
"Sorry, gue pulang duluan ya. Mau ketemu Irrdi," tolak Nadine halus.
"Ajak aja Irrdinya, kayak siapa aja sih," desak Lola.
"Irrdinya nggak bisa ke sini. Makanya gue samperin dia,"
"Ooh.. tumben. Padahal kantornya deket sini kan..." sahut Lola.
"Ya deh, salam aja untuk Irrdi ya, Nad. Thank you for today," Lola pun pamit bersama Rio untuk makan malam.
Nadine langsung menuju parkiran, mengambil Yaris putihnya dan meluncur membelah macetnya Jakarta di sore hari.
Tidak ke rumah, ia menuju RS Mayapada, tempat Irrdi sekarang berada.
"Sayang, gimana?" sapa Nadine mengecup pipi Irrdi yang sedang terbaring dengan banyak selang tersambung ke tubuhnya.
"Baru mau mulai.. sini kamu deket-deket aku," pinta Irrdi lemah.
Nadine pun memeluk Irrdi erat, sebelum nanti sulit memeluk, bahkan menyentuh Irrdi.
Hari ini jadwal kemoterapi Irrdi yang ketiga. Masih ada lima jadwal lagi yang harus dijalani Irrdi yang baru saja menerima vonis kanker ginjal stadium 3.
"Tenang, Sayang. Aku udah di sini.. nemenin kamu. Kuat ya..." bisik Nadine lirih.
Irrdi mengangguk sambil mencari tangan Nadine untuk digenggam.
Ia merasa beruntung memiliki Nadine yang menerima kondisinya saat ini. Lelaki pujaan Nadine sejak SMA ini yakin sembuh, makanya dia bahkan nggak pengumuman tentang sakitnya ini ke orang-orang terdekatnya, kecuali Nadine. Lebih karena Irrdi sangat membutuhkan Nadine untuk berada di sisinya saat ini.
Selesai proses kemoterapi, Irrdi dibiarkan beristirahat, tertidur sesaat. Sementara Nadine ke lobby, mencari minuman hangat di kedai kopi yang ada di sana.
"Lho, Nad.. sendirian?" tiba-tiba ada seorang lelaki menyapa Nadine yang sedang berjalan menuju kedai kopi.
Ia menoleh, matanya bersitatap dengan Devan. "Eh, Loe Van.." balasnya.
"Siapa yang sakit, Nad?" ditanya seperti itu, Nadine malah bingung mau jawab apa. Kalau Devan tau, bukan nggak mungkin Andra dan yang lainnya juga pasti ikut tau.
"Bukan aku. Cuma nengokin temen kuliah dulu. Lagi dirawat di sini. Kamu sendiri, ngapain di sini?" Nadine buru-buru mengalihkan subyek pembicaraan.
"Oh, ini abis nemenin papaku medical check up. Rutin lah, Nad.." jawab Devan.
"Van!" panggil seorang wanita paruh baya, yang ternyata adalah mamanya Devan.
"Eh, nyokap udah manggil. Gue ke sana dulu ya. Salam buat temen loe, mudah-mudahan cepet sembuh," Devan pamit karena dipanggil mamanya.
"Pfuuuiiihh," Nadine lega karena diselamatkan oleh panggilan itu.
"Salam buat bokap dan nyokap loe juga ya, Van. Mudah-mudahan sehat semua," balas Nadine seraya melambaikan tangan ke arah Devan yang mulai beranjak menjauh.
***
St. Moritz - Kemang
"Love, sini makan dulu," Prita sudah menghangatkan semur daging buatan mamanya yang ia bawa ke apartemen tadi pagi.
Mulai hari ini, ia tinggal di apartemen lagi. Setelah obrolan panjang dengan mamanya, minta ijin untuk kembali ke apartemen.
Andra kayaknya udah nyaman banget nih di apartemen Prita. Rebahan di sofa empuk ruang tengah sambil ngemil keripik pedes yang ada di jejeran toples cemilan.
Mendapat panggilan makan, ia pun langsung menuju meja makan. Mereka menikmati makan malam dengan menu rumahan bikinan Mama Shinta.
"Baby..."
"Hmm" Prita masih sibuk ngunyah nasi sambil ngambil kerupuk dari toples besar di pojok meja.
"Mau?" tawar Prita.
"Satu," sahut Andra. Tangannya terjulur menanti kerupuk kampung warna putih dari tangan Prita.
"Seneng kali ya, pulang kerja trus dimasakin gini. Makan makanan rumahan ditemenin kamu," angan Andra sambil menyendok nasi plus semur dagingnya.
"Uhuk!" Prita keselek dan cepet-cepet ambil gelasnya.
"Aku salah ya ngomong gitu?" tanya Andra.
"Ehm... nggak juga sih. Ini kamu iseng, atau kode untuk pembicaraan selanjutnya, Love?" tanya Prita deg-degan.
"Hehehe..." Andra malah cengengesan. Tapi bikin Prita lega juga. Jujur Prita agak takut Andra mengajaknya nikah dalam waktu dekat.
Saat ini menurutnya masih terlalu cepat. Ia baru hitungan hari mengenal sosok Andra. Masih banyak yang perlu ia tahu.
Juga ada masalah dalam keluarganya saat ini yang belum selesai. Papanya sakit dan ia harus juga meng-handle Boga Mentari.
Hidupnya saat ini udah berasa penuh banget.
"Btw, Jumat sore kamu ada acara nggak? Ada acara perkenalan aku dengan seluruh karyawan Boga Mentari dan klien. Would you be my plus one?" tanya Prita.
"Kalo kata Denny, Jumat sore aku ke Surabaya. Karena Sabtu siang ada pembukaan cabang Hams di sana,"
"Tapi kalau kamu mau aku ada di acara kamu, kayaknya aku bisa atur berangkat Jumat malem setelah acara atau sabtu pagi-pagi. Gimana?" Namanya juga lagi bucin, kan. Jadi permintaan pacarnya ya pasti diusahain untuk dipenuhi lah.
Tinggal Denny aja yang nanti pusing atur jadwal nih.
"Is it OK?" tanya Prita kurang yakin. Andra senyum sambil menyodorkan jempolnya ke dekat wajah Prita.
"Thank you, Love!" Prita menyerbu wajah tampan Andra dengan ciuman.
"Bau semur, Babe," Andra manyun dicium semuka-muka sama Prita yang baru aja selesai makan.
Jail, Prita malah duduk di pangkuan Andra dan mengusel-ngusel di lehernya.
"Baby.. hahaha... geliiiii," Badan Andra berasa lemes diusel-usel gitu sama Prita.
"Aku boleh nginep sini, nggak?" Tanya Andra nakal.
Prita dengan cepat menggeleng.
"Nggak usah macem-macem deh..." ujar Prita.
Andra memeluk Prita erat, "nggak macem-macem. Semacem aja kok."
Prita tertawa rendah. Ia mengambil remote tv dan menggantinya dengan saluran Netflix.
"One movie and then you go home,"
Andra lemas, "pleaaasseeee..."
Prita tetap menggeleng. Ia pun memilih satu film romance terbaru yang ada di saluran itu.
"Nontonnya yang cinta-cintaan begini pulak," ujar Andra yang sama sekali tidak tertarik dengan film pilihan Prita.
Ia malah lebih tertarik memeluk erat Prita dan menenggelamkan wajahnya di leher kekasihnya itu.
"Wangiiii," bisik Andra.
 



 
![[Novel] GCCEO - 10 - Temenin Mama](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRuoCYwMvCWls7xgUOqT5Yx37JekI0t9WB3D7uNfZQEkcOK-62DLRpTP4ctAlfASLk92OKS7UZ7rjvrkUSW6PrSXX49NdeDzJJsFoSVVGmdW6NjeDVzLBa0P_VBCj4vRtxcCEx5unSZIjKsXa5ecXgFC4r_WGiu0Sbx5Du3fwO8wf9P1_BBuxXU_QVtC4/s72-w640-c-h640/fragile.jpg) 
![[Books] Sambal Nation - Bara Pattiradjawane](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqDqe6xorAPkpvLE4kJA0SK7YuXE4eQ_AJVO2MYUvu0QLz8QgVQpbn2pVdnY1U1-JhcNwkFfer1ehKHxGM8r3qkniuTghSy4mjUPfI7iH-awDo5ImJyAs6n18ntnu64r46FY6-UNswno/s72-c/Book-Launch-_-Sambal-Nation.jpg) 
![[Recipe] Norwegian Meringue Cream Cake](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnjza3VvIBOKl1mPUCVReUOcrhxpd393oS4UU5_7tlFJ5wE7X_VoxDlgO8UdEj5PsZRDyENEw018NUkUEFBxisBkfUoZA2Qdt8DJoo8GBljm7tHv4Belh1YxFu3mHvfAfttwzyaYNli9OeebhW4x-Wj9sUKvHMxUHkGH_5j7FXGckmCxVa3_gf9YKqDQ/s72-w480-c-h640/kue%20norway.jpg) 
 
 
Post a Comment