[Novel] GCCEO - 07 - Double Date?

PIK

Sore itu, dalam perjalanan ke PIK.

"Jadi nih, Rio nyusul ke PIK?" tanya Prita ke cewek kriwil yang duduk di jok belakang sambil senyum-senyum memandang ke luar jendela.

"Jadi dong, kasih tau aja nanti kita udah duduk-duduk di mananya," jawab Lola cuek.

PIK di malam minggu ternyata rame banget. Apalagi di spot pantai yang emang lagi viral banget karena baru dibuka setelah sebelumnya dipugar.

"Kemana nih kita?" seru Theo yang bingung mau mengarahkan kemana mobilnya.

Setelah perdebatan panjang, mereka memutuskan untuk ngopi-ngopi cantik dulu di The Garden.



"Eh, Nadine tuh jadinya ke SG ya?" tanya Theo.

"Ho'oh, sekalian nyamperin adeknya Irrdi, si Baby. Kan dia belum jadwalnya libur tuh, mamanya pengen ngerayain ulang tahun sama anak bontotnya juga," jelas Lola.

"Ooh, jadi gitu ceritanya. Gue baru ngeh deh," sahut Prita dengan wajah polosnya.

"Betewe, mereka tuh udah pacaran berapa lama ya?" tanya Theo lagi.

"Seumur hidup!" jawab Prita sekenanya.

"Hah... gilak loe. Ya kaleeee," sahut Lola.

"Ya lagi, emang bener kan. Irrdi itu pacar pertamanya Nadine. Nadine juga gitu. Jadi ya practically mereka emang udah dari pertama kenal pacaran ya cuma sama diaaaaa aja," terang Prita.

"Ya iya, sih.. mudah-mudahan langgeng dan bisa nikah ya. Ngenes aja udah segitu lama pacarannya, taunya putus kan. Kita juga nih yang repot ngajakin Nadine hepi-hepi," sambung Lola.

Baru aja Lola menutup mulutnya, dua cowok menghampiri meja.

"Guys," sapa Rio yang langsung ambil kursi dan duduk di samping Lola.

Sementara Andra masih berdiri bingung mau duduk di mana.

"Eh, sini... sini, jangan diri dong, ganteng. Sini duduk," Theo langsung sigap mempersilahkan Andra duduk di sampingnya, di seberang Prita.

"Sorry, gue nggak bilang-bilang nih ngajak Andra. Abis kasian temen gue yang satu ini. Kalo nggak digeret pergi, hidupnya membosankan. Senengnya ngumpet di kamar," seru Rio rame.

Lola dan Rio tuh sebenernya mirip banget kelakuannya. Sama-sama rame dan bisa bikin suasana jadi seru kalo ada mereka.

Tapi anehnya, kalo ada Rio, Lola mendadak jadi kalem. Deg-degan nih kayaknya Lola. hehehe..

"Hai, Prit," sapa Andra khusus ke arah cewek yang dari tadi nggak banyak ngomong begitu dua cowok ini datang.

"Hai," sahut Prita dengan suara pelan sambil mengangkat tangannya.

"Katanya mau jalan-jalan ke pantai, kok malah duduk-duduk di sini? Pantainya jauh tuh," tanya Rio.

"Tunggu dulu, masih agak terik ah. Kasian itu rambutnya Lola nanti mimpes katanya," goda Theo mengulang protes Lola ketika tadi ia mengajaknya nongkrong di PIK.

"Bentar lagi adem deh, kita ke pantai yuk. Seru kali sunset-an di sana," ajak Theo lagi.

"Naaah, iya. Bener tuh. Itung-itung healing tipis-tipis lah. Nggak usah jauh-jauh," sahut Rio.

"Eh, Yo. Kebeneran ada loe nih. Gue mau kasih tawaran kerjasama nih," sambung Prita teringat akan misinya untuk ngobrol sama Rio.

"Ada apa tuw?" Sambut Rio setelah menyesap cappucino dan meninggalkan sedikit foam di atas bibirnya.

Lola yang dari tadi lirik-lirik ke Rio malah jadi ketawa dan bikin semua semeja ikutan ketawa.

"Loe kayak logo ayam goreng kakek tua deh, Yo," seru Theo. Lola pun dengan sigap mengambil tissue untuk membersihkan foam dari bibir Rio.

"Ehm!" Andra mendehem sambil senyum ke arah Rio yang lagi menangkap tangan Lola, menggenggam dan membawanya ke atas paha Rio.

Theo juga ikutan senyum-senyum nggak jelas menggoda Lola yang melotot seakan matanya ngomong, "Awas loe, nggak usah foto-foto lagi!".

Melihat itu, Prita lalu mencoba mengalihkan pembicaraan, "Jadi gini, Yo. Boleh nggak kalo kita ngajuin kerjasama dengan PH loe untuk provide foto dan video kalo ada event-event kita?".

"Nah, gue juga kemaren kepikiran hal yang sama tuh, Bu Prita," sambutnya.

"Kenapa loe jadi manggil gue 'Bu' ya?" sahut Prita manyun karena tau sebenernya dua laki-laki ini umurnya jauh banget di atas dia dan temen-temennya.

"Loh, kan kita sekarang lagi ngomongin kerjaan, Bu. Jadi biar formal dikit gitu deh," ujar Rio sambil tersenyum.

"Loe udah tau belom? Prita ini punya firma PR lho, Ndra," sambung Rio ke arah Andra.

Andra yang lagi asik ngaduk Iced Lychee Tea-nya langsung menatap Prita, "Oh ya...?"

"Iya. Jadi kemaren itu kenapa kita bisa akhirnya makan di PS itu ya karena gue abis motretin event PR nya dia di atrium PS," jelas Rio.

"That's good," jawab Andra yang masih menatap Prita dengan tatapan yang sangat teduh.

Yang ditatap seketika langsung merona. Padahal dia nggak bales menatap, tapi dari sudut matanya, Prita tau kalo Andra lagi menatapnya.

"Lanjut nggak nih??" tanya Prita.

Pembicaraan kemudian berlanjut tentang kerjasama tersebut. Sampai kira-kira langit sudah mulai terlihat teduh dan Theo udah ribut mau jalan-jalan ke pantai.

"Please, Guys... kita ke sini bukan mau ngomongin soal kerjaan. Jalan-jalan dulu kali ke pantai. Keburu gelap nih. Katanya mau sunset-an.." usul Theo.

"Ok.. ok. Kapan deh loe bisa dateng ke kantor kita, nanti sekalian kenalan sama partner gue dan kita bisa langsung bikin kesepakatan," tawar Prita menutup pembicaraan yang berkaitan dengan kerjaan.

Setelah itu, mereka langsung menuju pantai pasir putih Land's End PIK 2.



Theo dan Lola asik jalan-jalan sambil nyari cemilan di booth-booth yang ada di area. Kebetulan juga Rio bawa kamera, jadi mereka bisa sekalian foto-foto.

Sementara Prita dan Andra memilih duduk di satu gubuk yang masih kosong.

"Jadi, kamu itu punya PR firm ya?" tanya Andra membuka percakapan.

"Iya, masih kecil-kecilan sih. Baru masuk tahun kedua," jawab Prita.

"Syukurnya, udah mulai banyak juga brand yang mau kita handle. Ya semoga ke depannya kita bisa tambah berkembang deh," sambung gadis yang rambut panjang hitamnya mulai tertiup angin sore karena mereka emang milih tempat yang outdoor.

"Keren..." sahut Andra menatap takjub ke arah Prita.

"Keren gimana? Kita belum keliatan banget nih. Masih banyak yang perlu ditambal sana-sini. Jujur sih ini masih baru belajar banget. Kayak bayi, masih baru belajar berdiri dan dititah," Prita keliatan kurang pede di depan pria tampan yang nyatanya berusia lebih tua darinya.

Menurutnya, udah pasti Andra lebih punya pengalaman di bisnis, dan bisa aja bilang firm-nya ini belum ada apa-apanya.

"Keren dong, masih umur se-kamu tapi udah bisa punya perusahaan sendiri. Merintis pulak. Nggak gampang lho itu," sahut Andra.

"Terima kasih. Aku sepertinya harus berguru sama yang lebih pengalaman nih," timpal Prita sambil mengedipkan matanya genit ke arah Andra.

"Ih, ditinggal berduaan udah kedip-kedipan aja nih," ujar Theo yang udah balik dari strolling around Land's End dan ikutan duduk diikuti Lola dan Rio.

Sayangnya malam itu Theo harus pulang duluan karena Maminya telpon dan perlu ditemenin ke pesta kerabatnya.

"Sorry nih, nasib supir, nyonya besar minta dianterin ke acara keluarga. Bokap gue lagi nggak enak badan, jadi ga bisa nemenin," ujar Theo kemudian.

"Yaaaah, kan yang ngajakin ke sini itu elo, Teh.. kenapa juga loe balik duluan," protes Prita.

"Maaap banget, beib. Lagian kan udah ada Rio sama Andra. Anggap aja kalian lagi double date laaah. Kalo ada gue, jatohnya gue jadi nyamuk dong, Nyah,"

Lola langsung melotot, "udah pernah kelilipan pasir belom, Teh? Banyak nih." Ancam Lola.

"Ya udah, sanaaa.. nanti biar pulangnya sama kita aja ya, Prit, La?" sahut Andra.

Setelah Theo pulang, 4 pemuda pemudi itu lanjut ngobrol, saling mengenal satu sama lain. Rio malah udah nggak canggung lagi nunjukin kalo dia itu suka sama Lola.

"Eh, Yo... ngomong-ngomong loe udah berapa lama punya PH motret?" tanya Prita.

"Punya PH nya sih baru 2 tahun belakangan ini lah. Sebelumnya sendiri aja motret sana-sini. Yaaa, freelance gitu lah untuk beberapa media, juga nanganin project-project spektakulernya Pak CEO ini nih," Rio menggerakkan dagu ke arah Andra yang lagi sibuk nyemilin bola ubi kopong warna-warni yang lucu.

"Wuih, spill doong project-nya," pinta Lola yang juga baru keinget Irrdi pernah bilang kalo Andra itu crazy rich gitu.

"Apa sik, biasa aja lagi. Suka berlebihan deh Rio," Andra malah jadi nggak enak jadi pusat perhatian.

Rio langsung nyerocos, menceritakan siapa Andra yang bolak-balik ditanggapi dengan "waaaahhh" dan "wooooww" dari mulut dua gadis yang sore itu jadi kayak adik kecil yang ikut kakaknya main.

Dari pembicaraan mereka hingga malam, tambah lagi daya tarik Prita di mata Andra. Gadis yang terlihat slengek'an, jutek dan manja itu ternyata bisa punya firma sendiri.

Ternyata keren banget nih cewek - batin Andra.

"Makin malem, makin rame nih. Cabs yuk!" ajak Andra yang emang pada dasarnya nggak terlalu suka tempat rame.

"Masih jam 7, Ndra. Kayak anak SMA aja jam segini ngajakin pulang," Rio kayak masih pengen ngobrol-ngobrol sama Lola dan menolak berpisah. Malam minggu kan 'malam panjang' yakaaan.

"Badan gue juga udah lumayan lengket nih," sambung Prita.

Mendengar kalimat Prita, Andra pun mengajukan diri pulang duluan, ngajak Prita.

"Ya udah, gue balik duluan sama Prita ya. Kalian kalo masih mau di sini silahkan lho," ujar Andra.

Andra dan Prita pulang dijemput Pak Yanto, supir pribadi Andra yang ditelpon untuk menjemputnya di PIK.

No comments