[Novel] GCCEO - 23 - Mau Satu Yang Kayak Kamu
Prita mematutkan diri di depan cermin.
Tampil anggun dengan A-line cocktail dress silver bergaya vintage dengan heels couture branded berdetail mewah warna hitam, Prita tampil memukau.
Rambutnya digelung gaya klasik ala Audrey Hebpurn dengan poni yang disisir ke sisi kepala. Untuk wajah, ia sengaja membuat soft make up di mata, penegasan garis mata dengan eyeliner yang melengkung ke atas, membuat matanya terlihat lebih besar. Dan lipstik merah cherry yang menjadi highlight.
Ting
Tong...
"Wow... You look stunning, Baby," penampilan Prita sore ini membuat Andra membuka matanya lebar-lebar. Prita mencium bibirnya yang sedikit terbuka akibat terlalu kagum dengan penampilan Prita, lalu berbalik dan meraih Burberry Etoile Luxury Vintage Bag-nya.
Matanya kembali ke netra coklat milik Andra yang masih mengikuti dirinya, "am ready, Love."
Andra terkesima, "Prita cantik banget!"
Prita meraih tangan Andra yang kemudian malah menuntunnya untuk berdansa sejenak, tanpa musik.
"Sebentar aja, Baby.. I just need a moment," bisik Andra sambil mendekap pinggang Prita dan melakukan gerakan dansa.
"You look gorgeus.." Andra nggak berhenti memuja Prita sampai-sampai pipi Prita memerah berkali-kali.
"Love... we're gonna be late," Prita menyadarkan Andra yang mungkin rasanya lagi di awan ketujuh.
Cowok yang malam itu juga ganteng banget dengan black suit, sesuai dengan dresscode acara, black tie, merangkul pinggang Prita dan menuntunnya menuju lift.
***
Ballroom H. Kemps, Jakarta Pusat
"Terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu, menyempatkan waktu sore ini untuk bertemu dengan saya, Prita Ayu Daneshwara, sebagai penerus Boga Mentari saat ini. Seperti yang dikabarkan banyak di media bahwa ayah saya, Pria Daneshwara, saat ini sedang dalam kondisi tidak sehat. Oleh karena itu, kini saya sebagai putri satu-satunya, akan menggantikan posisi beliau dan menjalankan perusahaan sesuai dengan visi dan misi yang sejak dulu ada. Tentunya dengan cara-cara kekinian agar kita bisa bersinergi mengikuti perkembangan pasar."
"Kharismatik dan terlihat pintarnya," batin Andra melihat Prita menyampaikan sambutan di panggung.
Decak kagum nggak cuma dari Andra aja deh. Klien dan karyawan merasa adanya Prita di Boga Mentari sebagai penyegaran atau wajah baru perusahaan yang memberikan semangat kerja baru.
"Cantik, pintar, tajir pulak... udah paket combo lah Bu Prita ini ya,"
"Enak banget dilihat, gayanya juga keliatan old money ya,"
"Nggak cuma di kantor, di acara kayak begini juga style-nya pas banget. Nggak lebay,"
Begitulah kira-kira omongan tamu yang hadir. Meski juga ada yang berkomentar nyinyir akan keberadaan Prita.
Turun dari panggung, Prita mendapatkan banyak tepuk dan sambutan tangan, memberikan selamat dan doa semoga sukses ke depannya.
Andra bangga melihat kekasihnya. Menurutnya, ini merupakan sebuah batu loncatan yang baik untuk Prita yang sudah bisa dibilang memang memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin.
Prita berjalan menuju meja tempatnya duduk, Andra berdiri menyambutnya, merangkul pinggangnya lalu mengecup pipinya, "I'm proud of you, Baby."
"Waaah, itu kan Andra Diningrat ya?"
"Duuh, serasi banget ya, Bu Prita sama Pak Andra,"
"Bentar lagi gabung, makin jadi perusahaan besar nih Boga Mentari,"
Semakin banyak yang memberikan komentar atas kehadiran dirinya. Ia merasa nggak perlu menanggapinya satu persatu. Toh nantinya dia hanya akan menggantikan papanya sementara, hingga papanya sembuh dari stroke.
Malam itu, sepertinya telah terbentuk shipper Prita dan Andra. Pasangan itu terlihat begitu serasi, yang wanita cantik dan sang pria, tampan. Keduanya pun merupakan keturunan pemilik bisnis yang cukup dikenal sehingga tidak ada ketimpangan secara materi untuk mereka.
Pukul 8 malam, mereka pun meninggalkan ballroom dan segera menuju bandara.
Yess, keberangkatan Andra menuju Surabaya diundur menjadi Jumat malam karena Pak CEO itu ingin menemani Prita di acara debutnya. Dan gantian, Prita akan ikut ke Surabaya, menemani Andra yang bertugas.
"Baby, kamu boleh kok, besok nggak usah pagi-pagi ikut aku ke venue. Mungkin kamu masih capek, jadi agak siangan aja nyusul aku, trus kita makan siang di sana. Gimana?" Andra mengecup pucuk kepala Prita yang duduk bersender di bahunya selama perjalanan.
"Hum... lihat besok aja gimana, Love," bukan apa-apa Prita lega banget acara sore tadi sudah berlalu. Agak canggung bagi wanita berusia 26 tahun itu, berdiri di depan begitu banyak orang.
Biasanya dia berada di belakang panggung, mengurus acara. Tetapi kini justru harus jadi titik utama acara tersebut diadakan. Sungguh di luar prediksi BMKG. Hehehe...
Mereka sampai Surabaya menjelang tengah malam.
"Aku pengen makan bebek madura deh," sahut Prita tiba-tiba.
"Wah... Den, bisa atur waktu kita ke Bebek Sinjay dooong," titah Denny yang duduk di depan, samping pak kusir. Eh, samping pak pengemudi
"Siap, Boss," Denny harus siap nggak siap deh meladeni kemauan bosnya. Sekarang bosnya tambah satu, Prita. Hehehe...
"Den, nyari satu yang kayak kamu gitu di mana ya?" tanya Prita ke Denny yang malah jadi bingung.
"Maksudnya gimana, Bu? Satu kayak saya? Kita nih lagi ngomongin bebek atau saya? Atau saya kayak bebek?" tanya Denny sambil menggaruk kepalanya yang sebenernya sih nggak gatel.
"Hehehe... maksud saya, saya ini lagi nyari personal assistant buat bantuin segala kegiatan saya. Kamu itu sigap banget dan ga banyak omong. Saya suka. Nah saya mau dong kalo ada yang kayak kamu satu lagi, coba kasih referensi ke saya," jelas Prita.
"Oohh..." Denny manggut-manggut sambil mikir.
"Erina kenapa, Babe? Kan bisa kamu jadiin personal assistant," tanya Andra.
"Hmm... kurang klik," jawab Prita singkat.
Sebenarnya ada alasan Prita kenapa tidak memilih Erina untuk menjadi asisten pribadinya.
Selain karena hingga saat ini Erina masih mengurus beberapa keperluan pribadi papanya, Prita agak kurang sreg dan percaya karena Erina masih menyembunyikan beberapa fakta tentang papanya dan Naira.
"Sebenernya ada satu sih yang mungkin bisa jadi kandidat. Cuma sekarang kerja di Blast. Masa sih orang Blast aku bawa satu-satu.. bedol desa nanti lama-lama ya,"
Ada satu gadis yang selama ini cocok sama Prita. Di Blast dia pegang Traffic, jadi udah biasa berhubungan dengan Prita.
Beberapa urusan jadwal dan koordinasi pun Prita nggak pernah merasakan ada kendala. Namanya Bunga.
"Emang harus sabar untuk bisa dapetin yang klik, kayak Denny tuh. Dulu padahal Papanya orang kepercayaan Opa banget. Ternyata ke generasi berikutnya, Denny malah jadi aspri aku. Ya kan Den?"
"Ya, Pak," sahut Denny.
***
Kalibata - Jakarta Selatan
"Nadine, Tante berterima kasih banget sudah mau mendampingi Irrdi di masa-masa sekarang," ujar Tante Lia, mamanya Irrdi.
"Sama-sama, Tante. Untuk saat ini, baru itu aja yang bisa Nadine lakukan untuk Irrdi,"
"Tapi, maaf. Yang jadi pertanyaan Oom dan Tante, apakah kamu tetap menerima Irrdi untuk menjadi pendamping hidup. Padahal kamu tau penyakit yang diderita Irrdi?" Oom David mencoba meyakinkan dirinya.
"Benar, Oom. Nadine terima kok keadaan Irrdi. Kita ini dekat bukan cuma setahun dua tahun. Nadine udah kenal siapa Irrdi, juga sebaliknya. Apalagi saat ini, Nadine juga nggak bisa tinggalin Irrdi begitu aja kan," jawab Nadine.
Tanpa ragu, Nadine masih menerima pinangan Irrdi untuk menjadi istrinya. Padahal Nadine juga sudah mengetahui kondisi kesehatan Irrdi saat ini.
"Tapi bagaimana dengan Mama dan Papa kamu, apa mereka setuju dengan keputusanmu?" tanya Lia.
"Begini Tante. Soal penyakit Irrdi, mama dan papa memang belum tau. Baru tau soal lamaran aja sih. Tapi nanti Nadine mau bicara lagi dengan mama papa. Biar gimana pun, ini kan hidup Nadine. Kalau harus dipisahkan dari Irrdi pun, Nadine yakin nggak bakalan bisa bahagia," terang Nadine mantap tapi dengan hati yang bergetar.
Siapa yang nggak sedih, lelaki pujaannya divonis penyakit ganas bahkan sebelum mereka mulai hidup bahagia sebagai pasangan suami istri.
"Mudah-mudahan Mama dan Papa kamu bisa mengerti ya, Nad. Tapi kami juga tidak bisa memaksa kalau ternyata Mama dan Papamu tidak merestui," lirih Lia. Hatinya sakit, membayangkan cobaan yang harus dilewati putra kesayangannya.
"Amin, Tante..." sahut Nadine.
 

 
![[Novel] GCCEO - 10 - Temenin Mama](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRuoCYwMvCWls7xgUOqT5Yx37JekI0t9WB3D7uNfZQEkcOK-62DLRpTP4ctAlfASLk92OKS7UZ7rjvrkUSW6PrSXX49NdeDzJJsFoSVVGmdW6NjeDVzLBa0P_VBCj4vRtxcCEx5unSZIjKsXa5ecXgFC4r_WGiu0Sbx5Du3fwO8wf9P1_BBuxXU_QVtC4/s72-w640-c-h640/fragile.jpg) 
![[Books] Sambal Nation - Bara Pattiradjawane](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqDqe6xorAPkpvLE4kJA0SK7YuXE4eQ_AJVO2MYUvu0QLz8QgVQpbn2pVdnY1U1-JhcNwkFfer1ehKHxGM8r3qkniuTghSy4mjUPfI7iH-awDo5ImJyAs6n18ntnu64r46FY6-UNswno/s72-c/Book-Launch-_-Sambal-Nation.jpg) 
![[Recipe] Norwegian Meringue Cream Cake](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnjza3VvIBOKl1mPUCVReUOcrhxpd393oS4UU5_7tlFJ5wE7X_VoxDlgO8UdEj5PsZRDyENEw018NUkUEFBxisBkfUoZA2Qdt8DJoo8GBljm7tHv4Belh1YxFu3mHvfAfttwzyaYNli9OeebhW4x-Wj9sUKvHMxUHkGH_5j7FXGckmCxVa3_gf9YKqDQ/s72-w480-c-h640/kue%20norway.jpg) 
 
 
Post a Comment