[Novel] GCCEO - 19 - Mantan Tunangan
Boga Mentari - SCBD
"Sore, Mbak.. Kami dari Blast Image, janji temu dengan Bu Prita," tiga serangkai kini sudah ada di depan ruangan Erina, minta ijin untuk bertemu Prita.
"Oh, baik. Sudah ditunggu. Silahkan masuk," Erina pun mengantar tiga pemuda pemudi ini masuk ke ruangan Prita.
"Sore, Bu Prita......" seru mereka bertiga kompak dan ramai.
Prita yang tengah serius menekuni layar Macbook-nya pun kaget, mencari arah suara dan tertawa setelah mengetahui bahwa yang ada di ruangannya saat ini adalah sahabat-sahabat Genk Gong-nya.
"Woooow, BuPrit. Ruangan loe sungguh A-MA-ZIIING!!" seru Theo yang emang kalo berekspresi suka lebai.
Sementara Lola dan Nadine asik memindai seluruh ruangan.
"Agak beda ya ambience-nya sama ruangan loe di Blast..." Lola bergumam tapi dengan suara yang cukup terdengar di telinga Prita.
"Hmmm..."
"Di sini keliatan loe lebih berwibawa gimanaaaa gitu deh, Prit. Beda banget nuansanya sama di Blast," Nadine ikut nambahin.
"Guys, gue di sini serius banget niiih... Nggak cengengesan kayak di Blast. Apalagi di sini bidangnya kan juga lebih formal. Beda sama kita di Blast.. karena yang ditanganin juga lebih ke entertainment, jadi lebih casual. Ya nggak sih?" tanya Prita.
"Liat dong OOTD-nya. Prita sekarang ngantor pakai rok, Shaaay," goda Theo.
Hari itu, karena memang ada rapat dengan pemegang saham dan jajaran manajer untuk pengukuhan dirinya sebagai CEO, Prita mengenakan kemeja putih slim fit dengan kerah tinggi dan flare pleated midi skirt hitam bersalur. Sebagai pelengkap, pump shoes berwarna khaki membuat kakinya terlihat seksi.
Erina masuk, membawakan minuman dan cemilan. Semua permintaan khusus dari Prita.
Ada es kopi favorit mereka berempat dan juga onde-onde, kue sus dan pastel.
Theo yang sudah menyelidik ke arah baki yang dibawa Erina pun mulai komen, "Mbak... eh Bu... tau aja nih kesukaan kita-kita."
"Psst... Theo, di sini nggak kayak di Blast. Malu ah temennya Bu CEO kok pada bar bar gini sik," bisik Nadine.
"Ehm... Erin. Kenalan dulu.. Erin, ini tim saya di Blast Image. Yang rambutnya lurus itu, Nadine. Yang kriwil, Lola. Dan yang cowok ganteng itu, Theo. Guys, ini Mbak Erina, sekretaris Papa yang sekarang jadi sekretaris gue di sini," Prita memperkenalkan satu-satu timnya kepada Erina. Karena ke depannya, Erina mungkin juga harus berkoordinasi dengan mereka bertiga.
"Jadi kalau kalian nanti perlu masukin jadwal atau perlu ketemu gue, bisa tanya jadwal langsung ke Erin ya,"
Erina mengangguk, "Senang bertemu dan berkenalan dengan Mbak dan Mas. Silahkan... " lalu ia pun keluar ruangan.
"Prit.. gilaks. Sampe punya sekretaris pribadi gitu loe di sini," bisik Theo rumpi.
"Naaah, that's what I need to talk to you juga deh," sambung Prita sambil mengajak mereka untuk duduk di sofa.
"I think I'm gonna need a personal asisstant yang bisa bantu, bener-bener bantu gue untuk berada di 2 tempat," ujar Prita.
Bayangin aja kalo Prita harus menangani dua perusahaan ini sendiri, bisa lama-lama mati berdiri dia. Dengan dia harus konsentrasi penuh di Boga Mentari, menjalankan yang sudah berjalan sebelumnya. Tetapi Blast Image masih membutuhkan dirinya sebagai founder yang mengerti 'soul' nya perusahaan rintisan itu dibuat.
Ada Erwin sih yang bisa menangani itu. Tapi selama ini Blast Image sudah seperti menjadi icon dalam dirinya di antara para klien. Sehingga mau tidak mau Prita jadi agak ragu jika harus meninggalkan Blast Image sepenuhnya.
"Cewek atau cowok?" tanya Nadine.
"Apa aja... cowok boleh karena pasti nanti dia akan diperlukan 24/7 dan pasti lebih fleksibel kan. Kalo cewek, harus yang tahan banting banget. Gue nggak mau yang drama. Yang ada nanti malah gue jadi baby sitter-in tu anak. Kalo yang setenggi setenggi macam temen loe ini... hmm... jujur gue suka sih, pasti lebih detail kerjanya dan nggak mengundang cemburu," sahut Prita.
"Hahaha.... emang Mas yang satu itu cemburuan?" goda Lola.
"Belom tau sih, belom teruji," jawab Prita.
Selanjutnya, mereka membicarakan mengenai pembagian tugas akun klien yang mereka handle. Mulai saat ini Prita hanya akan menangani klien-klien besar saja. Atau jika diperlukan untuk koordinasi dengan para petinggi klien-klien mereka.
Hari sudah menjelang sore, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 5.
Tok...
Tok...
Tok...
"Ya," sahut Prita.
Erina membuka pintu dan mempersilahkan lelaki berjas abu-abu yang masuk dengan kedua tangan di saku celana.
"Selamat sore," sapanya memasuki ruangan.
Semua mata kemudian melihat ke arah pria dengan kharisma, tampan dengan wajahnya yang teduh.
"Love!" sapanya ketika Andra menghampiri dan mencium pucuk kepalanya.
"Hai, Andra," sapa Nadine. Juga Theo dan Lola.
Yang disapa lantas duduk di hand rest sofa samping Prita dengan tangan Prita di pangkuannya.
"Masih ngomongin kerjaan ya?" tanyanya.
"It's about to finish sih..." jawab Lola.
"Dinner yuk, mumpung lagi kumpul nih," ajak Andra.
"Yang deket-deket aja, Love.. Nonna Bona kayaknya asik tuh," Prita menyarankan sebuah resto steak Italia yang ada di Mall Ashta.
"Naaah, iya... sore-sore gini sunset-an di outdoor kayaknya seru," timpal Theo.
"Yuk!" sahut Andra antusias.
"Nad, ajak Irrdi sekalian ya," pinta Prita.
"Hmm.. kayaknya Irrdi nggak bisa deh," sahut Nadine dengan nada lemah.
Prita menangkap ada sesuatu yang disembunyikan Nadine. Tapi kayaknya sekarang bukan saat yang tepat untuk menanyakan itu.
"Kamu ajak Rio dan Devan juga nggak? Biar rame dooong," tanya Prita ke Andra sambil meraih Loewe Gate bag-nya.
***
Nonna Bona, Ashta Distric 8
Mereka memilih duduk di outdoor supaya bisa sambil menikmati segarnya angin sore dengan matahari yang perlahan turun ke peraduan.
Malam itu mereka semua merayakan kebersamaan dengan momen Prita yang hari ini telah resmi menjadi CEO di Boga Mentari.
"Jadi Prita sekarang CEO di Boga Mentari, Ndra?" tanya Rio seraya berbisik saat mereka duduk di bar, sambil menyesap wine.
"Ho'oh" sahut Andra santai.
"Makin sibuk dong, Bro. Gue aja belom sempet nih ketemu soal kerjasama foto yang kemaren kita omongin. Gue pikir Prita masih sibuk ke RS,"
"Sibuk nggak sibuk sih, Yo. Loe telpon langsung aja kalo kayak gitu. Atau lewat Lola lah," sahut Andra sambil juga menggoda Rio yang sampai saat ini masih asik pedekate ke Lola tapi nggak nembak-nembak deh tuh.
"Loe sendiri serius sama Prita?" tanya Rio.
"Menurut loe?" Andra malah balik tanya ke Rio.
"Gue kenal loe selama ini, Bro. Jujur nggak pernah gue ngeliat loe memperlakukan perempuan kayak perlakuan loe ke Prita. Eh, dulu juga deh, ke Sekar,"
"Gue nggak mau buka-buka urusan Sekar deh, Bro.. udah lewat," jawab Andra kemudian menyesap kembali wine di hadapannya.
"Sorry, Bro. Tapi menurut gue, kalo loe jadiin Prita sebagai tameng buat ngelupain Sekar, mending jangan deh," saran Rio.
Andra terdiam, hanya kembali menyesap wine dan mengeluarkan sebatang rokok menthol dari sakunya. Ia bukan perokok berat. Hanya kalau merasa tidak nyaman atau ada yang mengganggu pikirannya, rokok seperti membantunya menenangkan diri dan melupakan sementara masalah itu.
Sementara itu di meja tempat mereka duduk udah rame banget suasananya. Apa aja bisa jadi bahan pembicaraan mereka. Termasuk juga soal Andra yang dalam waktu singkat bisa langsung jadian sama Prita.
"Kalah deh loe, Rio.... kayaknya loe duluan pedekate ke Lola. Malah Andra dan Prita yang duluan Baby-love love an," sindir Theo.
"Yang beneerrr?? Gue malah nggak tau apa-apa nih karena jarang ngumpul bareng kalian," sahut Devan yang kurang update sama berita di sekitaran mereka.
"Sumpah! Kalo ada mereka berdua... gue berasa kayak asap somay," lanjut Theo yang direspon dengan kernyitan dahi Rio dan Devan.
"Gimana-gimana...??" tanya Rio.
"Loe tau kan... tukang somay tuh bawa panci trus pas dibuka pancinya kan pasti ada asapnya ngebul... buuuuzzz... sekian detik lenyaaaap itu semua asapnya. Udah, nggak keliatan lagi itu asep. Nah, kita bisa kayak gitu kalo depan kita itu Andra dan Prita yang lagi mesra-mesraan," sahut Theo yang disambut tawa ngakak temen-temennya.
"Mending remah rengginang dong ya, masih ada sisanya.. keliatan wujudnya," Devan masih terus ngakak ngebayangin si asap somay.
Yang jadi subyek pembicaraan malah santai aja asik rangkul-rangkulan sambil sesekali ikut ngetawain kelakukan bodoh temen-temennya.
"Yo... gue sampe lupa mau janjian sama loe ketemu sama Mas Erwin kan ya?" lanjut Prita.
"Naaah, kapan dong?" jawab Rio.
"Gini aja deh, langsung janjian aja nih sama Nadine. Karena Nadine sekarang yang handle bagian gue di Blast, sementara gue dua kaki ini, antara Blast dan Boga Mentari,"
"Nad, nanti tolong aturin waktu Rio ketemu sama Mas Erwin ya. Biar kenalan dulu. Mestinya sih nggak ada masalah karena urusan lapangan kan bukan ranah Mas Erwin ya," titah Prita ke Nadine.
"Sip, Bos. Kalo Mas Erwin sih apa kata loe, dia pasti manut. Masa udah dipecat di ranah pribadi, dipecat juga dari dunia pekerjaan??" jawab Nadine.
"Baby... Mas Erwin itu siapa?" tanya Andra.
Mendengar pertanyaan Andra, Lola reflek bilang, "Nah lho!"
Yang bikin Theo dan Nadine melempar pandang ke arah gadis kriwil itu.
Andra semakin penasaran.
"Co-founder Blast, Ndra.. Jadi Prita sama Mas Erwin itu dulu yang mendirikan Blast Image gitu. Karena mereka punya visi dan misi yang sama untuk banyak hal. Eh tapi sekarang cuma satu hal doang deh," dasar Theo, mulutnya kadang juga suka nggak bisa disaring. Kalimatnya ini malah bikin banyak pertanyaan kan di kepala Andra.
"Dia dulu mantan tunanganku," jawab Prita akhirnya.
 



 
![[Novel] GCCEO - 10 - Temenin Mama](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRuoCYwMvCWls7xgUOqT5Yx37JekI0t9WB3D7uNfZQEkcOK-62DLRpTP4ctAlfASLk92OKS7UZ7rjvrkUSW6PrSXX49NdeDzJJsFoSVVGmdW6NjeDVzLBa0P_VBCj4vRtxcCEx5unSZIjKsXa5ecXgFC4r_WGiu0Sbx5Du3fwO8wf9P1_BBuxXU_QVtC4/s72-w640-c-h640/fragile.jpg) 
![[Books] Sambal Nation - Bara Pattiradjawane](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqDqe6xorAPkpvLE4kJA0SK7YuXE4eQ_AJVO2MYUvu0QLz8QgVQpbn2pVdnY1U1-JhcNwkFfer1ehKHxGM8r3qkniuTghSy4mjUPfI7iH-awDo5ImJyAs6n18ntnu64r46FY6-UNswno/s72-c/Book-Launch-_-Sambal-Nation.jpg) 
![[Recipe] Norwegian Meringue Cream Cake](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnjza3VvIBOKl1mPUCVReUOcrhxpd393oS4UU5_7tlFJ5wE7X_VoxDlgO8UdEj5PsZRDyENEw018NUkUEFBxisBkfUoZA2Qdt8DJoo8GBljm7tHv4Belh1YxFu3mHvfAfttwzyaYNli9OeebhW4x-Wj9sUKvHMxUHkGH_5j7FXGckmCxVa3_gf9YKqDQ/s72-w480-c-h640/kue%20norway.jpg) 
 
 
Post a Comment