[Novel] GCCEO - 13 - Aku Temenin Yuk!
Andra:
Good morning, Baby. Udah sampe kantor?
Prita:
Baru aja selesai meeting mingguan. I miss you <3
Andra:
I miss you, too... Hari ini padet jadwalnya?
Prita:
Nggak sih. Cuma ada meeting sama klien jam 3 nanti di Grand Indonesia.
Andra:
Aku nyusul boleh? Kangen kamu..
Prita:
Boleh. Mas-masnya lagi nggak sibuk emangnya?
Andra:
Mas-masnya lagi kangen :p
Iseng nih Theo. Lewat ruangan Prita yang cuma bersekat kaca dan ngeliat ibu bosnya itu lagi senyum-senyum sendiri di depan layar iPhonenya, Theo langsung menimpuk pulpen ke arah Prita.
"Aduuuhh! Sakit taaauuukk," teriak Prita, pulpen terbang Theo kena ke pipinya.
"Senin pagi, jam segini, udah senyam senyum nggak jelas deh, loe!" Seru Theo yang langsung balik badan lalu menuju mejanya.
Tika, office girl kantor gantian mengetuk pintu ruangan Prita yang tidak tertutup.
"Mbak Prita cantik... ada kiriman makan siang nih dari DCI," menyodorkan paper bag bertuliskan "Sushi Yeay".
Mendengar kata "DCI", Prita mengerutkan keningnya. Ia menerima paper bag itu dan membukanya. Ada kartu di atas box sushi, "Jangan skip makan siang, Baby. I miss you :*"
"Omaaaigat, mas-mas itu beneran kangen kayaknya," batin Prita dengan senyum tersungging lagi.
"Full senyuuummmm, ibu bos yang satu ini," seru Lola yang kini masuk ke ruangannya.
"Wah, udah dateng aja nih makan siangnya. Eh, kiriman nih?" Sambung Lola menebak-nebak karena Prita sibuk motretin box sushi yang dijejer-jejer di mejanya dan mengetik sesuatu di layar iPhonenya.
"Ehm!" kode Prita sambil mengedipkan matanya ke Lola.
"Dari pak CEO??!!! Duileeeeee yang lagi jatuh cinta. Nge-gas beneeeerrr," goda Lola, ngambil sumpit dan nyomot satu sushi dari box-nya.
Prita:
Thank you for the meal, Mas Andra. Love it! Kamu jangan skip makan siang juga yaaaa *muaaaah
Andra:
You're welcome, Baby *muacchjugak
"Yuk sini.. banyak banget nih kirimannya," ajak Prita.
Mereka terus sambil ngobrolin klien lama yang baru aja minta dibikinin konsep peluncuran varian terbaru produknya.
"Eh, btw. Tolong tanyain Rio dong.. kapan sempet ke sini. Honornya yang kemaren kan belom dibayar tuh. Sekalian mau jadiin kontrak kerjasama buat video dan foto event nih," Prita nanya sambil ngunyah, jadi ngomongnya jelas nggak jelas gitu deh.
"Ok siap, boss!" Jawab Lola lalu beranjak dari kursinya dan keluar ruangan.
Erwin ngetok kaca, karena kebeneran ruangan Erwin sebelahan sama ruangan Prita. Juga hanya bersekat kaca dengan Korean rolling blind untuk privasi jika dibutuhkan.
Prita melempar pandang ke arah Erwin yang memberi kode ajakan makan siang bareng dengan gerakan menyuap dan mengusap perutnya.
Prita membalasnya dengan mengangkat box sushi dari mejanya. "Thank you, but no thanks." Dengan senyuman di bibirnya. Erwin manyunin bibirnya.
Grand Indonesia
"Nad, loe dijemput Irrdi atau pulang sendiri?" Tanya Prita yang sore itu meeting bareng Nadine.
"Dijemput Irrdi sih, tapi masih nanti. Belom jam pulang kayaknya. Loe bawa mobil?" Nadine sambil merapihkan Macbook dan kabel-kabelnya.
"Ho'oh. Tapi nungguin Mas Andra dulu. Mau nyusul ke sini. Udah otw sih," sahut Prita.
"Mas Andra? Dia beneran beda jauh ya umurnya sama kita?" Nadine penasaran seberapa tuanya sih si Pak CEO itu.
"Enam taun lebih tuwaaa," sahut Prita sambil menahan senyum.
"Tiga puluh duwaaaaa??" Nadine sambil nyambungin angka dua dengan jingle iklan mi instan di televisi.
"Hahahaha.." mereka ngabrut bareng.
Yang diomongin dateng pasang muka heran sambil menggidikkan bahunya melihat dua cewek lagi ngakak brutal gitu. Sumpah deh, ini cowok harumnya aja udah berasa dari jauh, begitu liat mukanya juga langsung seger. Ternyata kalo hari kerja, cuma kemeja polos warna putih dan celana pantalon warna abu-abu tua aja bisa bikin penampilan Andra berubah banget. Jadi beneran keluar kharismanya. Bikin yang liat langsung meleleh, klepek-klepek.
"Hai, Baby," sapanya menghampiri dan mengecup pucuk kepala Prita.
Nadine kontan nyengir sambil garuk-garuk. "Gue ketinggalan banyak nih weekend ini."
Andra pun menyapa, "Hai, Nad..." yang dibalas dengan dagu terangkat Nadine.
"Mau nyemil dulu atau mau kemana, Mas Andra?" Tanya Prita jail mendongak manja sambil menatap Andra yang sedang menarik kursi untuk duduk di sebelah kekasihnya.
Yang dipanggil 'mas' langsung senyum-senyum, membungkukkan badan dan mendekati wajah Prita, membisikkan sesuatu di telinganya, "Setiap kamu panggil 'mas', aku cium kamu, dimanapun itu, kapanpun itu. Mau?"
Muka Prita langsung merah merona. Nadine yang ada di seberang mejanya juga jadi ikutan salting, berasa nyamuk aja gitu di depan mereka berdua.
"Bener juga yang dibilang Lola ma Theo nih. Vibes-nya mendadak berubah. Gue berasa invisible depan mereka," gumam Nadine sambil angkat tasnya dan siap-siap pergi.
"Loh, mau kemana, Nad?" tanya Andra.
"Ke bawah dulu ya, cari skincare. Kayaknya tadi gue liat lagi banyak yang diskon," sahut Nadine beranjak dari kursinya.
"Ok deh, sampe besok ya Nad.. salam buat Irrdi," Prita pasang muka jail ngedip-ngedip ke arah Nadine.
Andra menggeser kursinya, menghadap Prita, mendekatkan posisinya membuat dengkul mereka menyentuh satu sama lain. Tangan Prita dikecupnya, "Gimana hari ini?"
"Doin' well... kerjaan lancar, perut kenyang, thanks to someone who sent me bunch of sushi," jawab Prita sambil melirik mas-mas di depannya, ups!
Andra meremas gemas tangan Prita. Ketika itu telpon Prita berdering, "sebentar ya, Mama." Ujar Prita meminta ijin untuk menjawab.
"Ma.."
"Papa siuman, Prit. Mama ke rumah sakit ya, kamu mau nyusul?" Shinta mengabarkan keadaan Pria yang baru saja didapatkan dari pihak rumah sakit.
"Ya, Ma. Nanti Prita ke sana. Mama duluan aja ya," sahut Prita lalu berpamitan dan menutup sambungan telpon mamanya.
Andra menatap lembut ke arah Prita.
"Papa udah siuman. Tadi Mama yang kabarin, mau ke sana katanya. Aku..." ucap Prita menggantungkan kalimat terakhirnya.
Dia bingung antara bahagia papanya udah membaik, tapi juga kesel karena teringat keadaannya saat ini yang pasti canggung banget dengan adanya Naira dalam keluarga.
"Ke sana sama aku yuk," ajak Andra. Dia ngerti banget apa yang mungkin Prita pikirin. Padahal baru aja dia liat muka Prita berseri-seri. Tapi udah harus layu lagi, begitu dapet kabar begini.
Mereka langsung menuju rumah sakit, Andra yang nyetirin mobil Prita. Pak Yanto, langsung pulang tadi setelah antar Andra ke Grand Indonesia.
RS Medistra
Sesampainya di parkiran, Prita males-malesan mau turun.
"Ayo turun," ajak Andra.
Prita masih diem aja. Nggak ngapa-ngapain, diem aja.
"Ta, kamu nggak mau ketemu papa? Mama udah nunggu di atas. Aku temenin kok. Aku gandeng nanti... terus-terusan. Apa mau aku gendong juga, Baby?" Tawar Andra, bechandyaaa dooong.. ya masa beneran mau gendong???
Prita juga langsung nyubit pinggang Andra begitu denger tawaran yang membagongkan.
"Mas-mas ini bisa juga ngelucu," sahut Prita.
Andra malah langsung nyium Prita. Serius, sampe Prita hampir kehabisan oksigen.
"Hmmpphhh, Mas..." Prita sedikit mendorong wajah Andra. Tapi kata sakti 'mas' tersebut lagi.
Jadilah mereka nggak nggak turun-turun karena asik lagi mesra-mesraan.
Sampai iPhone Prita berdering.
"Prit, kamu jadi ke rumah sakit? Papa udah bisa pindah ke kamar rawat nanti malam," tanya Shinta di ujung telpon.
"Eh iya, Ma.. ini Prita baru sampe. Lagi cari parkir dulu ya," ngeles Prita. Andra senyum-senyum sambil mengusap bibir basah Prita karena salivanya.
Bener aja, menuju ruang ICU, Andra terus menggandeng tangan Prita. Kayak gembala yang takut hewan ternaknya kabur.
![]() |
Foto: Pinterest |
Yang digandeng sih seneng aja tuh mukanya.
Tapi langsung berubah begitu sampai di depan ruang ICU dan menoleh ke ruang tunggu.
"Ngapain sih perempuan itu ada di sini??!" Sungut Prita kesel.
Post a Comment