[Novel] GCCEO - 24 - Teman Keliling SBY
Hotel W, Surabaya
Andra sudah bangun pagi-pagi karena sudah ada agenda yang harus dipenuhi pada jam 9 nanti.
Sarapan sudah diantar ke President Suite mereka. Sementara Prita masih bergelung di kasur. Badannya pegal-pegal karena kemarin banyak banget kegiatan yang harus ia lakukan.
Seperti biasa, weekend selalu jadi waktu bersantai yang paling pas untuk Prita kalau tidak ada agenda pekerjaan.
"Baby, sarapan dulu yuk," ajak Andra yang sudah rapih dengan kemeja slim fit warna khaki dan celana chino warna gelapnya. Terlihat semi formal karena hari ini ia akan menghadiri pembukaan cabang franchise resto di salah satu mall besar.
"Love, boleh ya aku pagi ini istirahat dulu. Mungkin nanti agak siangan juga mau spa di sini," pinta Prita sambil mengoles roti panggang dengan selai nanas kesukaan Andra.
"Boleh dong, acara pembukaannya masih nanti jam 4 kok. Tapi aku udah harus ketemu sama beberapa klien sebelum ke venue," jelas Andra.
"Denny belum ke sini?"
"Sebentar lagi kayaknya," sahut Andra sambil nyuap rotinya.
Selesai sarapan, Prita pun langsung menghubungi front office untuk atur jadwal perawatan tubuh di spa.
Hotel ini terkenal dengan spa-nya yang sangat mewah dengan produk-produk kesukaan Prita, L'Oc. Ia mendapatkan jadwal jam 10 pagi ini.
"Setelah ini, badan gue pasti akan lebih relaks dan segar," gumam Prita.
Andra sudah mulai sibuk dengan laptopnya, melahap informasi yang harus ia presentasikan hari ini ke depan beberapa kolega yang tertarik untuk bisa mengembangkan bisnisnya di salah satu kota besar Indonesia ini.
Ting ...
Tong...
"Selamat pagi, Pak," sapa Denny ketika Andra membuka pintu kamarnya.
"Den, tolong ingetin agenda hari ini ada apa aja?"
"Pagi ini kita ketemu dengan Pak Kong dari Sejahtera Abadi. Setelah itu nanti janji makan siang dengan Bu Kris dari Surya Graha. Baru setelah itu free sampai nanti jam 3.30 kita sudah harus ada di venue Hams, Pak," ujar Denny memberikan detail jadwal hari ini.
"Hmmm.. lumayan padat ya," sahut Andra.
"Baby.. masih mau makan bebek goreng?" tanya Andra ke Prita yang lagi asik gonta-ganti saluran tivi.
"Gampang, Love. Nanti aku bisa ke sana sendiri kalau jadwalmu padat," jawabnya sambil mendongak, melihat ke arah Andra yang kemudian mencium bibir dan berpamitan untuk segera pergi menemui kolega.
"Kabarin aku ya, kamu ngapain aja hari ini," ujar Andra mengusap lembut kepala Prita.
Grup Chat "Genk Gong"
Prita:
Lola:
Waaaah, asiknyaaaa...Nggak ngajak-ngajak nih.
Theo:
Dimana?
Dimana?
Prita:
Hotel W, Surabaya. Sini!
Theo:
Idiiiihhh. Beneran nggak-ngajak lho dia *emotmendengus
Lola:
Nggak usah dipamerin lah yang kayak-kayak gitu.
Prita:
Enak nih spa gini...
Nggak ada yang berisik :p
Lola:
Oooh... gitu yaaa..
Yakin loe nggak kangen kita, Prit?
Theo:
Nggak laaah, dia pasti lagi asik berduaan tuuhh..
Lola:
Sama Andra, Prit?
Prita:
Ho'oh
Lola:
Cie... cie...
Pantes nggak berisik, bibirnya kesumpel terus ngkaleeee
Prita:
Hush! Orangnya lagi meeting
Theo:
Loh, elo sendirian nih spa-nya?
Prita:
Iyaaaa, baweeeelll
Theo:
Susul aja apa nih?
Lola:
Nggak ah, ntar jadi nyamuk.
Theo:
Bilang aja loe mau malam mingguan sama Rio kan :p *kasianyangjomblo
"Nggak rame di sini, tapi rame di grup.. duuuh, Genk Gong.. Genk Gong," gumam Prita senyum-senyum sambil menikmati berendam di jacuzzi penuh bunga.
Selesai nge-spa, Prita kepikiran untuk keliling kota Surabaya. "Sekalian makan siang di bebek Sinjay aja ah, sedap banget pasti siang-siang makan pedes..." pikir Prita.
Ia pun lalu ke receptionist, request sewa mobil berikut pengemudinya.
Sekitar jam 1 siang, Prita menuju lobby. Penampilannya santai banget dengan kemeja linen putih dan celana pendek denim plus sneakers warna pink terang. Rambutnya dikuncir kuda dengan polesan make up tipis di wajahnya.
"Siang, mobil pesanan saya sudah ada?" tanya Prita ke petugas front desk.
"Sudah, Bu. Sebentar saya info untuk ke lobby. Silahkan menunggu di depan, Bu,"
Prita pun berjalan ke arah pintu lobby.
Sebuah mobil Serena hitam berhenti di depannya. Seorang wanita keluar dan menyambutnya ramah, "Selamat siang, Ibu Prita. Saya Sekar, yang akan mengantar Ibu keliling kota Pahlawan ini seharian."
Senyum manis terukir di wajah cantik Sekar. Penampilannya sangat rapih dan sopan dengan kemeja putih dan celana panjang hitam.
"Ooh.. sepertinya aku mendapatkan teman jalan-jalan hari ini. Sekar nama kamu kan?" sahut Prita riang, bahagia karena sepertinya hari ini ia mendapatkan teman baru untuk mengeksplor kota, mengisi waktu sementara Andra bekerja.
"Iya, Bu.. sudah siap?" ujar Sekar lalu membukakan pintu mobil untuk Prita.
Prita pun segera masuk ke dalam mobil dan mobil pun meluncur membelah jalanan kota yang siang itu lumayan ramai.
"Kita makan siang dulu ya. Aku pengen makan Bebek Sinjay deh, Sekar,"
"Siap, Bu.. kita ke sana sekarang. Sepertinya sudah tidak terlalu ramai nanti di sana. Sudah lewat jam makan siang," sahut Sekar.
Sesampainya di sana, Prita mengajak Sekar untuk ikut makan.
"Ayo, Sekar. Ikut makan sama aku," ajak Prita.
Pasti akan lebih menyenangkan kalau makan ada temennya kan? Tapi keliatannya Sekar segan untuk ikut masuk ke resto.
"Terima kasih, Bu. Tapi saya sudah makan tadi," tolaknya halus.
"Ya sudah kalo gitu temenin aku makan. Kamu bisa pesan minum atau apa gitu di dalem. Yuk!" Prita tetap kekeuh mengajak Sekar untuk ikut turun.
Karena tidak enak, Sekar pun ikut masuk ke dalam resto. Duduk di hadapan Prita yang langsung memesankan mereka masing-masing satu porsi.
"Bu, saya sudah makan," padahal Sekar berbohong. Dirinya baru makan pagi, itupun dengan menu sederhana.
Ia menggantikan temannya untuk menjadi pengemudi mobil sewaan karena memang sangat membutuhkan pekerjaan.
Tabungannya sudah habis. Semenjak dirinya kembali ke kota kelahirannya, ia malah belum dapat pekerjaan. Biaya kehidupan sehari-hari akhirnya mengikis habis tabungannya.
"Nggak papa.. makan lagi," sahut Prita cuek.
"Terima kasih, Bu," Sekar menunduk.
"Alhamdulillah, bisa makan enak hari ini," batin Sekar.
Prita melihat gerak-gerik Sekar yang seperti memendam kepedihan. Tapi dia nggak enak mau tanya-tanya ke ranah pribadi Sekar. Karena memang mereka baru bertemu. Takutnya Sekar tersinggung kalau ditanya macem-macem.
Tapi melihat tangan Sekar yang gemetar waktu ngambil gelas es jeruknya, Prita nggak tahan untuk tanya, "Sekar, kenapa tanganmu? Kamu nggak enak badan?"
Sekar kaget dan ngumpetin tangannya di bawah meja. "Nggak, Bu. Cuma grogi aja diajak makan sama Bu Prita yang cantik, saya nggak pede, Bu," sahut Sekar sambil nyengir ke arah Prita.
"Ah kamuuu... betewe kamu emang punya usaha penyewaan mobil gini?" ah, akhirnya Prita bisa mulai tanya-tanya nih ke Sekar.
"Ini bukan mobil saya, Bu. Teman saya yang bekerja di penyewaan mobil. Saya cuma gantiin aja kok. Karena..." jawaban Sekar menggantung sampai di situ.
"Karena apa?" Prita jadi kembali nanya karena menunggu sekian detik, kalimat Sekar terputus.
"Karena akhir pekan gini, biasanya dia memilih meluangkan waktu untuk keluarga, Bu," lanjut Sekar.
"Kamu sendiri? Nggak pergi sama keluarga?"
"Saya cuma sendirian, Bu. Belum nikah.. nggak ada orang tua juga. Ibu saya baru saja meninggal sebulan yang lalu," ucap Sekar lirih.
"Aduh, Sekar. Maaf yaaa.. saya turut berduka cita. Maaf pertanyaan saya jadi bikin kamu teringat sama ibu kamu ya," Prita jadi canggung kan sama pertanyaannya tadi.
"Nggak apa, Bu. Ibu saya sakit, jadi memang sepertinya Tuhan mengambilnya dari saya supaya nggak sakit lagi," ujar Sekar yang juga jadi nggak enak karena Prita bolak balik minta maaf.
Mereka menikmati bebek goreng dengan bumbu khas Madura yang selalu jadi menu favorit Prita ketika berkunjung ke Surabaya ini.
"Kalo mau beli oleh-oleh di mana ya, Sekar?"
"Wah, kalo weekend gini toko oleh-oleh rame semua, Bu. Tapi nggak papa. Nanti Ibu bilang mau ke saya, kasih listnya. Nanti saya yang belanjain, Bu," tawar Sekar.
"Hmm... boleh juga sih. Tapi emang kamu nggak ada kegiatan lainnya?"
"Nggak, Bu. Saya nggak punya kerjaan. Kerjanya ya serabutan aja. Yang bisa dikerjain, ya saya kerjain,"
"Kamu umur berapa sih?" tanya Prita penasaran. Kayaknya Sekar ini lumayan asik buat diajak ngobrol. Dan sepertinya juga umurnya nggak beda jauh deh sama dirinya.
"Dua puluh delapan tahun, Bu," jawabnya.
"Iiih.. kalo gitu, nggak usah panggil saya 'Ibu'. Panggil Prita aja. Saya masih lebih kecil dari kamu, Mbak Sekar," sahut Prita kaget. Mukanya awet muda nih Sekar. Karena dipikirnya Sekar paling nggak seumuran sama dia.
"Yah, saya nggak enak, Bu,"
"Nggak apa. Panggil aku Prita. Anggap aja kita temen sebaya. Ok, Sekar?"
Dipaksa begitu, lagi-lagi Sekar ngikutin aja kemauan kliennya hari ini. Prita iseng minta Sekar menyusuri jembatan Suramadu. Jembatan yang melintasi selat Madura ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Sepanjang 5.438m, Prita menikmati perjalanannya siang itu sambil mengajak Sekar ngobrol santai.
"Jadi kamu tadinya tinggal di Jakarta. Terus balik lagi ke Surabaya karena papa kamu meninggal dunia dan harus mengurus mama kamu yang sakit?" tanya Prita, sedikit menyimpulkan pembicaraan mereka sepanjang jalan.
"Iya," mata sekar menyorotkan kesedihan. Prita melihatnya dari spion tengah.
"Surabaya itu kota kelahiranku. Kami kembali ke Surabaya karena bisnis papa bangkrut. Kami benar-benar jatuh miskin dan nggak punya apa-apa. Hanya rumah di Surabaya, rumah warisan dari orang tua Mama yang saat itu kita punya. Itu sebabnya papaku stres sampai jatuh sakit dan tidak lama meninggal dunia."
Hati Prita mencelos. Semua punya masalah masing-masing dalam hidupnya. Jika dia memiliki masalah ini saat ini, yang lain juga bisa saja memiliki masalah hidup dengan versi yang berbeda.
Ya memang hidup itu akan selalu diliputi oleh masalah. Kalau diliputi wijen, itu namanya Onde-onde. Hehehe.... Berchandyaaaaaa! :p
 

.jpg)

 
![[Novel] GCCEO - 10 - Temenin Mama](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRuoCYwMvCWls7xgUOqT5Yx37JekI0t9WB3D7uNfZQEkcOK-62DLRpTP4ctAlfASLk92OKS7UZ7rjvrkUSW6PrSXX49NdeDzJJsFoSVVGmdW6NjeDVzLBa0P_VBCj4vRtxcCEx5unSZIjKsXa5ecXgFC4r_WGiu0Sbx5Du3fwO8wf9P1_BBuxXU_QVtC4/s72-w640-c-h640/fragile.jpg) 
![[Books] Sambal Nation - Bara Pattiradjawane](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqDqe6xorAPkpvLE4kJA0SK7YuXE4eQ_AJVO2MYUvu0QLz8QgVQpbn2pVdnY1U1-JhcNwkFfer1ehKHxGM8r3qkniuTghSy4mjUPfI7iH-awDo5ImJyAs6n18ntnu64r46FY6-UNswno/s72-c/Book-Launch-_-Sambal-Nation.jpg) 
![[Recipe] Norwegian Meringue Cream Cake](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnjza3VvIBOKl1mPUCVReUOcrhxpd393oS4UU5_7tlFJ5wE7X_VoxDlgO8UdEj5PsZRDyENEw018NUkUEFBxisBkfUoZA2Qdt8DJoo8GBljm7tHv4Belh1YxFu3mHvfAfttwzyaYNli9OeebhW4x-Wj9sUKvHMxUHkGH_5j7FXGckmCxVa3_gf9YKqDQ/s72-w480-c-h640/kue%20norway.jpg) 
 
 
Post a Comment