[Movie] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Satu lagi film yang lagi dihebohin sama anak-anak remaja.
Hehehehe...
Kenapa gue bilang gitu?
Karena anak-anak ciwik udah pada ribut pengen nonton film ini.
Film ini sendiri merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Marcella FP.
Penasaran sik gue...
Karena banyak juga review dari temen-temen yang diposting di IG story tentang betapa menyentuhnya film ini.
Ceritanya tentang sebuah keluarga.
Tipikal keluarga jaman dulu dengan orang tua yang berperan benar-benar sebagai orang tua yang ingin anak-anaknya bisa lebih bahagia... lebih nyaman hidupnya, lebih aman hidupnya..
Tapi mereka lupa...
bahwa untuk bisa menjalani hidup, perasaan juga harus diseimbangkan.
Nyatanya perjalanan hidup idealnya tidak hanya merasakan bahagia.
Tetapi perjalanan hidup pun harus diberikan sentuhan untuk merasa segala macam emosi...
Termasuk di dalamnya adalah sedih, kecewa dan gagal.
Sebagai orang tua...
gue belajar juga sik dari film ini.
Bahwa anak-anak juga harus dilibatkan dalam setiap aspek kehidupan layaknya partner hidup.
Karena kehidupan anak-anak juga otomatis tersambung dengan kehidupan orang tua nya.
Apalagi yang memiliki anak lebih dari satu..
Bagaimana anak yang satu bisa berinteraksi dengan kakak atau adiknya...
Bagaimana mereka bisa membangun rasa percaya satu sama lain..
Bagaimana mereka bisa merasakan bahwa tidak ada yang dikesampingkan karena harus 'menjaga' secara berlebihan hanya salah satu di antara mereka.
"RAHASIA" yang dalam film ini menjadi pokok permasalahan adalah salah satu contoh bahwa kesedihan tidak harus diumpetin.. tetapi akan lebih baik jika dibagi...
Karena kesedihan dalam sebuah kehidupan berkeluarga itu bukan hanya kesedihan satu orang saja.
Tidak harus hanya satu orang yang dialamatkan untuk menanggung kesedihan itu seorang diri..
atau hanya orang tua nya saja yang harus merasakan itu sendiri.
Percaya deh,
kalo urusannya 'kehilangan' ... semua yang terkait dengan orang tersebut juga akan terkena imbas sedihnya.
dan alangkah baiknya, jika kesedihan itu dibagi, dibicarakan dan biar diresapi oleh masing-masing.
Tentang bagaimana nanti masing-masing orang menyikapinya... sebagai anggota keluarga, pasti ada cara untuk membantu anggota keluarga lainnya agar bisa melewati masa-masa sedih itu.
Film ini menceritakan kehidupan sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, Angkasa, Aurora dan Awan.
Ada cerita sedih yang disembunyikan oleh sang Ayah.
Ga ada alasan khusus.. tapi lebih karena ingin anak-anaknya hidup bahagia, tanpa harus ikut menanggung kesedihan yang ia rasakan.
Peristiwa menyedihkan itu pastinya sangat membuat Ayah terpukul.
Begitu terpukulnya, sampai-sampai ia ingin menutupi nya sebegitu rupa dengan menciptakan suasana senormal mungkin dan membuat strategi agar anak-anaknya tidak harus mengalami kesedihan lagi.
Tapi dia ga sadar...
Bahwa si ibu pun juga terpukul dan sedih atas peristiwa itu.
Tapi karena tidak diajak berbagi kesedihan oleh sang suami.. ibu itu juga jadi stres sendiri dan asik-asik nangis sendiri di belakang pintu.
Yang tau banget tentang peristiwa menyedihkan itu hanya si anak sulung, Angkasa...
Karena kemudian Angkasa dikondisikan juga untuk tidak mengungkit-ungkit kesedihan.
Hidupnya juga jadi berat karena tidak bisa membagi perasaan sedihnya itu dengan adik-adiknya.
Angkasa juga yang kemudian didonder secara berlebihan oleh Ayah untuk bisa menjaga adik-adik, terutama adik bungsunya, Awan..
Seketika.... ia jadi merasa itu menjadi tanggung jawab utamanya.
Bahkan ketika ia memiliki hubungan khusus dengan seorang wanita pun, harus seringkali di'kalahkan' dengan kondisi dan situasi keluarga yang harus dijaganya.
Sementara si anak kedua, Aurora...
Merasa hidupnya asing... karena tidak bisa mendapatkan pengakuan dari sang ayah yang sibuk ngejagain Awan.
Ia harus banyak mengalah atas Awan.. harus banyak berkorban untuk juga bisa mengikutsertakan Awan dalam setiap prestasinya.
Sementara Aurora juga pengen banget punya satu prestasi yang bisa bikin dirinya 'terlihat'.
Terus..
Gimana Awan.. si anak bungsu yang jadi pusat perhatian Ayah.
Yang jadi anak paling rapuh (menurut sang ayah)... yang harus dijaga 24/7/360
Awan lama-lama juga jadi merasa terkekang..
Dia juga pengen bisa mencapai prestasi dengan berkarya bebas seperti kakak-kakaknya...
Tanpa harus dibantu ini itu... oleh siapapun.
Ia pengen mencapai prestasinya hasil kerja kerasnya sendiri
Ini kemudian menghantarkan depresi di setiap anak.
Efeknya macem-macem.
Angkasa si anak sulung.. merasa kenapa harus memanggul beban segitu berat untuk keluarganya.. padahal dia sendiri juga pengen hidup mandiri, punya keluarga sendiri dan melepaskan paling tidak sedikit tanggung jawabnya supaya bisa bertanggung jawab dengan pilihannya untuk meminang seorang wanita.
Sementara Aurora memilih untuk membisu, menarik diri dan berekspresi melalui karya seni. Ia lebih senang mengurung diri di 'bengkel' seninya.
Dan Awan... setelah mengalami kegagalan, kemudian membangkang.
Justru dalam rangka membangkang itu... Awan justru banyak mengalami pengalaman hidup yang 'pahit', yang selama ini tidak pernah ia rasakan.
Alur film ini maju mundur...
Dengan pemeran yang juga berganti-ganti..
Jadi nontonnya harus tenang yaaa...
biar bisa meresapi.. dan merasakan emosi nya...
hehehehe...
Hehehehe...
Kenapa gue bilang gitu?
Karena anak-anak ciwik udah pada ribut pengen nonton film ini.
Film ini sendiri merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Marcella FP.
Penasaran sik gue...
Karena banyak juga review dari temen-temen yang diposting di IG story tentang betapa menyentuhnya film ini.
Ceritanya tentang sebuah keluarga.
Tipikal keluarga jaman dulu dengan orang tua yang berperan benar-benar sebagai orang tua yang ingin anak-anaknya bisa lebih bahagia... lebih nyaman hidupnya, lebih aman hidupnya..
Tapi mereka lupa...
bahwa untuk bisa menjalani hidup, perasaan juga harus diseimbangkan.
Nyatanya perjalanan hidup idealnya tidak hanya merasakan bahagia.
Tetapi perjalanan hidup pun harus diberikan sentuhan untuk merasa segala macam emosi...
Termasuk di dalamnya adalah sedih, kecewa dan gagal.
Sebagai orang tua...
gue belajar juga sik dari film ini.
Bahwa anak-anak juga harus dilibatkan dalam setiap aspek kehidupan layaknya partner hidup.
Karena kehidupan anak-anak juga otomatis tersambung dengan kehidupan orang tua nya.
Apalagi yang memiliki anak lebih dari satu..
Bagaimana anak yang satu bisa berinteraksi dengan kakak atau adiknya...
Bagaimana mereka bisa membangun rasa percaya satu sama lain..
Bagaimana mereka bisa merasakan bahwa tidak ada yang dikesampingkan karena harus 'menjaga' secara berlebihan hanya salah satu di antara mereka.
"RAHASIA" yang dalam film ini menjadi pokok permasalahan adalah salah satu contoh bahwa kesedihan tidak harus diumpetin.. tetapi akan lebih baik jika dibagi...
Karena kesedihan dalam sebuah kehidupan berkeluarga itu bukan hanya kesedihan satu orang saja.
Tidak harus hanya satu orang yang dialamatkan untuk menanggung kesedihan itu seorang diri..
atau hanya orang tua nya saja yang harus merasakan itu sendiri.
Percaya deh,
kalo urusannya 'kehilangan' ... semua yang terkait dengan orang tersebut juga akan terkena imbas sedihnya.
dan alangkah baiknya, jika kesedihan itu dibagi, dibicarakan dan biar diresapi oleh masing-masing.
Tentang bagaimana nanti masing-masing orang menyikapinya... sebagai anggota keluarga, pasti ada cara untuk membantu anggota keluarga lainnya agar bisa melewati masa-masa sedih itu.
Film ini menceritakan kehidupan sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, Angkasa, Aurora dan Awan.
Ada cerita sedih yang disembunyikan oleh sang Ayah.
Ga ada alasan khusus.. tapi lebih karena ingin anak-anaknya hidup bahagia, tanpa harus ikut menanggung kesedihan yang ia rasakan.
Peristiwa menyedihkan itu pastinya sangat membuat Ayah terpukul.
Begitu terpukulnya, sampai-sampai ia ingin menutupi nya sebegitu rupa dengan menciptakan suasana senormal mungkin dan membuat strategi agar anak-anaknya tidak harus mengalami kesedihan lagi.
Tapi dia ga sadar...
Bahwa si ibu pun juga terpukul dan sedih atas peristiwa itu.
Tapi karena tidak diajak berbagi kesedihan oleh sang suami.. ibu itu juga jadi stres sendiri dan asik-asik nangis sendiri di belakang pintu.
Yang tau banget tentang peristiwa menyedihkan itu hanya si anak sulung, Angkasa...
Karena kemudian Angkasa dikondisikan juga untuk tidak mengungkit-ungkit kesedihan.
Hidupnya juga jadi berat karena tidak bisa membagi perasaan sedihnya itu dengan adik-adiknya.
Angkasa juga yang kemudian didonder secara berlebihan oleh Ayah untuk bisa menjaga adik-adik, terutama adik bungsunya, Awan..
Seketika.... ia jadi merasa itu menjadi tanggung jawab utamanya.
Bahkan ketika ia memiliki hubungan khusus dengan seorang wanita pun, harus seringkali di'kalahkan' dengan kondisi dan situasi keluarga yang harus dijaganya.
Sementara si anak kedua, Aurora...
Merasa hidupnya asing... karena tidak bisa mendapatkan pengakuan dari sang ayah yang sibuk ngejagain Awan.
Ia harus banyak mengalah atas Awan.. harus banyak berkorban untuk juga bisa mengikutsertakan Awan dalam setiap prestasinya.
Sementara Aurora juga pengen banget punya satu prestasi yang bisa bikin dirinya 'terlihat'.
Terus..
Gimana Awan.. si anak bungsu yang jadi pusat perhatian Ayah.
Yang jadi anak paling rapuh (menurut sang ayah)... yang harus dijaga 24/7/360
Awan lama-lama juga jadi merasa terkekang..
Dia juga pengen bisa mencapai prestasi dengan berkarya bebas seperti kakak-kakaknya...
Tanpa harus dibantu ini itu... oleh siapapun.
Ia pengen mencapai prestasinya hasil kerja kerasnya sendiri
Ini kemudian menghantarkan depresi di setiap anak.
Efeknya macem-macem.
Angkasa si anak sulung.. merasa kenapa harus memanggul beban segitu berat untuk keluarganya.. padahal dia sendiri juga pengen hidup mandiri, punya keluarga sendiri dan melepaskan paling tidak sedikit tanggung jawabnya supaya bisa bertanggung jawab dengan pilihannya untuk meminang seorang wanita.
Sementara Aurora memilih untuk membisu, menarik diri dan berekspresi melalui karya seni. Ia lebih senang mengurung diri di 'bengkel' seninya.
Dan Awan... setelah mengalami kegagalan, kemudian membangkang.
Justru dalam rangka membangkang itu... Awan justru banyak mengalami pengalaman hidup yang 'pahit', yang selama ini tidak pernah ia rasakan.
Alur film ini maju mundur...
Dengan pemeran yang juga berganti-ganti..
Jadi nontonnya harus tenang yaaa...
biar bisa meresapi.. dan merasakan emosi nya...
hehehehe...
Post a Comment