[Info] Baju Nasional Norwegia
Seneng banget bisa ada di Norwegia ketika mereka sedang merayakan hari Nasional.
Kebetulan saat itu, saya sedang berada di Tromso, kota di bagian utara Norwegia.
Satu yang membuat mata saya tak pernah berhenti menatap selain begitu banyaknya masyarakat yang seakan tumpah ruah ke jalan-jalan protokol kota Tromso adalah cara mereka berpakaian.
Ya, untuk acara yang sangat istimewa bagi mereka (sebenernya benar-benar menjadi sangat istimewa karena tahun 2014 ini merupakan perayaan ke-200 hari konstitusi), mereka semua seperti sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari.
Dan sudah menjadi budaya ketika hari nasional itu, mereka yang memiliki busana nasional pasti akan mengenakannya. Sementara yang tidak memiliki busana nasional, pasti akan mengenakan pakaian terbaik atau yang biasa mereka kenakan pada hari Minggu untuk pergi ke Gereja.
Pakaian nasional Norwegia ternyata menarik banget untuk ditelisik lebih lanjut.
Terbersit dalam pikiran, "Mengapa tidak semua orang memiliki pakaian nasional tersebut?"
Ternyata, satu set pakaian nasional yang disebut dengan istilah bunad itu harganya muahal...hehehehe..
Kenapa pake muahal? Karena menurut orang Norwegia sendiri memang busana nasional mereka mahal harganya, apalagi menurut guweeee..hehehehe...
Tau ga?
Harga satu set bunad untuk orang dewasa berkisar US$7000 atau sekitar Rp.77juta. kwak waaaawww!
Saking seriusnya Norwegia soal busana tradisionalnya ini, sampai-sampai ada satu badan yang emang ngurusin apakah busana tradisionalnya beneran sesuai dengan pakem-pakem asli budayanya. Namanya The National Bunad Council. Hebat banget kaan! Ini yang membuat budaya mereka terlestarikan hingga ke anak cucu.
Tapi sekarang udah ada kok, pakaian nasional untuk anak-anak yang generik yang dijual di supermarket. Harganya tidak terlalu mahal karena juga detailnya ga serumit yang asli.
Ada aksesori pada wanita berupa tas kecil yang dijepitkan di dekat pinggang. Tas ini menggunakan kain dan dibordir sesuai dengan bunad secara keseluruhan. Sedangkan logam yang ada sebagai aksesoris bisa menggunakan perak atau bahkan emas. Hupfhh...
Motif bordir bunganya...kalau diperhatikan lebih detail, semua harus satu stel untuk satu gaun atau busana. Dan bunga-bunga tersebut ditentukan dari mana busana tersebut berasal.
Sepatunya?
Nah, ini juga unik...modelnya serupa dengan logam menyerupai kepala ikat pinggang di bagian depan. Khas banget kan?
Tapi...dari mahalnya bunad ini justru ada cerita sendiri tentang kepemilikan setiap pakaian yang mereka punya.
Seperti orang pertama yang saya kenal mengenakan bunad, Geir Bakkevoll, mengenakan bunad dari daerah utara Norwegia.
Geir mengaku, untuk bisa memiliki bunad miliknya, ia harus menabung dalam waktu yang cukup lama. Dan yang membanggakan, jam saku yang dimiliki untuk melengkapi aksesori bunadnya merupakan warisan dari ayahnya. -- itu satu cerita menyentuh yang saya temukan :)
Bunadnya Geir akhirnya dipinjamkan ke Rully, reporter Trans7 yang meliput Hari Nasional 17 Mei ini. Dengan hati-hati Rully mengenakan bunad yang ternyata cukup ribet juga pakainya.
Bukannya kenapa-kenapa...risikonya kalau rusak itu beraaat banget. hihihi..
Sepanjang parade, karena saya juga kebetulan bisa masuk ke dalam barisan dan ikutan keliling di jalan-jalan protokol kota Tromso, terlihat banyak sekali yang mengenakan bunad ini.
Kalau dilihat, warnanya beragam banget.
Ada yang merah-hitam, biru, hijau atau bahkan ada yang warna-warni, yang belakangan saya ketahui bahwa pakaian yang berwarna-warni adalah pakaian suku Saami (salah satu suku bangsa Swedia yang hidupnya nomaden dan berburu).
Kebetulan saat itu, saya sedang berada di Tromso, kota di bagian utara Norwegia.
Satu yang membuat mata saya tak pernah berhenti menatap selain begitu banyaknya masyarakat yang seakan tumpah ruah ke jalan-jalan protokol kota Tromso adalah cara mereka berpakaian.
Ya, untuk acara yang sangat istimewa bagi mereka (sebenernya benar-benar menjadi sangat istimewa karena tahun 2014 ini merupakan perayaan ke-200 hari konstitusi), mereka semua seperti sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari.
Dan sudah menjadi budaya ketika hari nasional itu, mereka yang memiliki busana nasional pasti akan mengenakannya. Sementara yang tidak memiliki busana nasional, pasti akan mengenakan pakaian terbaik atau yang biasa mereka kenakan pada hari Minggu untuk pergi ke Gereja.
Pakaian nasional Norwegia ternyata menarik banget untuk ditelisik lebih lanjut.
Terbersit dalam pikiran, "Mengapa tidak semua orang memiliki pakaian nasional tersebut?"
Ternyata, satu set pakaian nasional yang disebut dengan istilah bunad itu harganya muahal...hehehehe..
Kenapa pake muahal? Karena menurut orang Norwegia sendiri memang busana nasional mereka mahal harganya, apalagi menurut guweeee..hehehehe...
Tau ga?
Harga satu set bunad untuk orang dewasa berkisar US$7000 atau sekitar Rp.77juta. kwak waaaawww!
Saking seriusnya Norwegia soal busana tradisionalnya ini, sampai-sampai ada satu badan yang emang ngurusin apakah busana tradisionalnya beneran sesuai dengan pakem-pakem asli budayanya. Namanya The National Bunad Council. Hebat banget kaan! Ini yang membuat budaya mereka terlestarikan hingga ke anak cucu.
Tapi sekarang udah ada kok, pakaian nasional untuk anak-anak yang generik yang dijual di supermarket. Harganya tidak terlalu mahal karena juga detailnya ga serumit yang asli.
Aslinya, Bunad terbuat dari wol. Terutama untuk gaun atau mantelnya. Sedangkan untuk laki-laki, celananya juga terbuat dari hodden berbahan wol yang dirangkai menjadi tenun.
Untuk kemeja, digunakan bahan linen atau finest cotton.
Sedangkan untuk syal dan celemek pada busana perempuan, menggunakan kain wol atau sutera.
Ada aksesori pada wanita berupa tas kecil yang dijepitkan di dekat pinggang. Tas ini menggunakan kain dan dibordir sesuai dengan bunad secara keseluruhan. Sedangkan logam yang ada sebagai aksesoris bisa menggunakan perak atau bahkan emas. Hupfhh...
Motif bordir bunganya...kalau diperhatikan lebih detail, semua harus satu stel untuk satu gaun atau busana. Dan bunga-bunga tersebut ditentukan dari mana busana tersebut berasal.
Sepatunya?
Nah, ini juga unik...modelnya serupa dengan logam menyerupai kepala ikat pinggang di bagian depan. Khas banget kan?
Tapi...dari mahalnya bunad ini justru ada cerita sendiri tentang kepemilikan setiap pakaian yang mereka punya.
Seperti orang pertama yang saya kenal mengenakan bunad, Geir Bakkevoll, mengenakan bunad dari daerah utara Norwegia.
Geir mengaku, untuk bisa memiliki bunad miliknya, ia harus menabung dalam waktu yang cukup lama. Dan yang membanggakan, jam saku yang dimiliki untuk melengkapi aksesori bunadnya merupakan warisan dari ayahnya. -- itu satu cerita menyentuh yang saya temukan :)
Bunadnya Geir akhirnya dipinjamkan ke Rully, reporter Trans7 yang meliput Hari Nasional 17 Mei ini. Dengan hati-hati Rully mengenakan bunad yang ternyata cukup ribet juga pakainya.
Bukannya kenapa-kenapa...risikonya kalau rusak itu beraaat banget. hihihi..
Sepanjang parade, karena saya juga kebetulan bisa masuk ke dalam barisan dan ikutan keliling di jalan-jalan protokol kota Tromso, terlihat banyak sekali yang mengenakan bunad ini.
Kalau dilihat, warnanya beragam banget.
Ada yang merah-hitam, biru, hijau atau bahkan ada yang warna-warni, yang belakangan saya ketahui bahwa pakaian yang berwarna-warni adalah pakaian suku Saami (salah satu suku bangsa Swedia yang hidupnya nomaden dan berburu).
busana tradisional suku Saami, full color kan..:) |
Kalau yang ini seragam militernya, cuma suka aja liat si masnya..ganteng banget pake seragam, mas...hehehehehe |
Post a Comment