[Catatan Perjalanan] Oslo - Norway (Part II)
Seperti yang disebutkan di part I, kita nginep di Radisson Blu Airport Hotel, Oslo Gardermoen.
Lokasinya tepat di pinggiran bandara. Jadi kalo dari Bandara ga perlu naik taksi karena sudah ada pintu yang menghubungkan antara bandara dan hotel. Kita tinggal jumpalitan aja sedikit, sampe deeecch.. :D
Seperti sudah diinformasikan pada briefing sebelumnya, budaya di Norwegia tidak seperti di Jakarta. Seperti misalnya, pelayanan di hotel berbintang di Jakarta berbeda dengan pelayanan di hotel berbintang di Norway. Menurut Christian, di Jakarta kita dimanja banget ketika nginep di hotel bintang 5.
"Di Norway, semua orang membawa barang-barangnya sendiri ke kamar masing-masing," jelas Christian di saat briefing pertama sebelum kita berangkat.
Oh, Okay deecch.
Ternyata bener, Radisson Blu Airport ini hotel bagus, berbintang pulak dan setelah proses check in selesai, kita dikasih kunci kamar masing-masing dan dipersilahkan untuk naik tanpa ada yang menawarkan membawakan barang bawaan.
Hehehehe..kalo yang kebiasaan di Indonesia ada bellboy yang dengan sigap menaikkan koper-koper ke troli dan mengantar sampai ke kamar... di Norway...TIDAK ADA.
Ga masalah juga siy buat gue karena pake koper geret :D Jadi ya tinggal geret aja ke lift dan ke kamar.
Istirahat di kamar sebentar, dengan pemandangan airport hehehe...trus mulai kasak kusuk pengen jalan-jalan.
Setelah Jon Erik, perwakilan dari Norwegian Seafood Council, datang...kita diajak langsung ke tengah kota Oslo untuk bisa jalan-jalan sekalian lihat-lihat kota Oslo.
Dari hotel tempat kita menginap, perjalanan ke tengah kota Oslo kira-kira menghabiskan waktu sekitar 40 menit (tapi jalanan lancar selancar-lancarnya lho yaaa...)
Sepanjang mata memandang, banyak banget tanah kosong dengan rerumputan dan pohon yang meski tidak rindang tapi hijau banget! Padahal itu kota besar lho!
Memasuki tengah kota Oslo, mulai terlihat banyak bangunan, meski ga sepadat di Jakarta sich. Percaya atau nggak, kota Oslo ini punya aturan... 70% dari kota harus berupa hutan dan taman. Sisanya yang 30% buat bangunan dan rumah.
Berbanding terbalik dengan Jakarta yaaaa... :)
Tujuan kita pertama adalah ke Vigelandsparken.
Taman di tengah kota ini luaaaas banget dengan patung sebagai obyek wisata utama.
Taman ini merupakan taman dengan patung terbesar yang dibuat oleh seorang seniman bernama Gustav Vigeland yang diselesaikan antara tahun 1939 - 1949.
Lebih dari 200 patung perunggu, granit dan besi tempa ini berada di sebuah lahan besar dan merupakan salah satu tempat wisata di Norwegia yang paling populer.
Vigelandsparken dapat dikunjungi 24 jam alias buka terus ga pernah tutup dan tidak ada biaya tiket masuk untuk dapat melihat seni karya Gustav Vigeland ini. Pintu masuk utama dari Kirkeiven, di mana tersedia lahan parkir di depan pintu masuk ini.
Memasuki gerbang utama, kita bisa menemukan Vigeland Visiting Centre yang terletak di sebelah kanan. Di sana juga ada cafe dan toko souvenir dengan produk-produk yang berhubungan dengan pekerjaan Gustav Vigeland.
Setelah melihat ke museum, kita bisa berjalan menyusuri taman hingga sampai ke bagian atas dengan banyak patung.
Cuma kalo bawa anak-anak..pastinya akan banyak pertanyaan tentang patung-patung yang ada. Hehehe...
Patung-patung di sana adalah patung-patung orang berpelukan dengan beragam pose, tanpa mengenakan busana. Jadi pasti ada yang berasa janggal untuk anak-anak. :)
Konsep bugil ini memang disengaja oleh Vigeland untuk lebih memahami sisi kemanusiaan, mulai dari janin hingga dewasa dan meninggal dunia.
Sayangnya pas kesana, kita disambut hujan yang lumayan deres. Jadi acara foto-foto agak terhenti alias terbatas karena ga kuat jari-jari ini jika harus telanjang (ga pake sarung tangan)..sumpah, dingin banget!
Lokasinya tepat di pinggiran bandara. Jadi kalo dari Bandara ga perlu naik taksi karena sudah ada pintu yang menghubungkan antara bandara dan hotel. Kita tinggal jumpalitan aja sedikit, sampe deeecch.. :D
Foto pertama di Vigelandpark, sebelum hujannya serius |
"Di Norway, semua orang membawa barang-barangnya sendiri ke kamar masing-masing," jelas Christian di saat briefing pertama sebelum kita berangkat.
Oh, Okay deecch.
Ternyata bener, Radisson Blu Airport ini hotel bagus, berbintang pulak dan setelah proses check in selesai, kita dikasih kunci kamar masing-masing dan dipersilahkan untuk naik tanpa ada yang menawarkan membawakan barang bawaan.
Hehehehe..kalo yang kebiasaan di Indonesia ada bellboy yang dengan sigap menaikkan koper-koper ke troli dan mengantar sampai ke kamar... di Norway...TIDAK ADA.
Kamar di Radisson Blu Airport, Ga terlalu besar, tapi cukuplah.. dengan tempat tidur empuuukk. |
Ga masalah juga siy buat gue karena pake koper geret :D Jadi ya tinggal geret aja ke lift dan ke kamar.
Istirahat di kamar sebentar, dengan pemandangan airport hehehe...trus mulai kasak kusuk pengen jalan-jalan.
Setelah Jon Erik, perwakilan dari Norwegian Seafood Council, datang...kita diajak langsung ke tengah kota Oslo untuk bisa jalan-jalan sekalian lihat-lihat kota Oslo.
Dari hotel tempat kita menginap, perjalanan ke tengah kota Oslo kira-kira menghabiskan waktu sekitar 40 menit (tapi jalanan lancar selancar-lancarnya lho yaaa...)
Sepanjang mata memandang, banyak banget tanah kosong dengan rerumputan dan pohon yang meski tidak rindang tapi hijau banget! Padahal itu kota besar lho!
Memasuki tengah kota Oslo, mulai terlihat banyak bangunan, meski ga sepadat di Jakarta sich. Percaya atau nggak, kota Oslo ini punya aturan... 70% dari kota harus berupa hutan dan taman. Sisanya yang 30% buat bangunan dan rumah.
Berbanding terbalik dengan Jakarta yaaaa... :)
Vigelandsparken dilihat dari atas |
Tujuan kita pertama adalah ke Vigelandsparken.
Taman di tengah kota ini luaaaas banget dengan patung sebagai obyek wisata utama.
Patung Pak Vigeland, sang kreator patung-patung |
Lebih dari 200 patung perunggu, granit dan besi tempa ini berada di sebuah lahan besar dan merupakan salah satu tempat wisata di Norwegia yang paling populer.
Vigelandsparken dapat dikunjungi 24 jam alias buka terus ga pernah tutup dan tidak ada biaya tiket masuk untuk dapat melihat seni karya Gustav Vigeland ini. Pintu masuk utama dari Kirkeiven, di mana tersedia lahan parkir di depan pintu masuk ini.
Memasuki gerbang utama, kita bisa menemukan Vigeland Visiting Centre yang terletak di sebelah kanan. Di sana juga ada cafe dan toko souvenir dengan produk-produk yang berhubungan dengan pekerjaan Gustav Vigeland.
Setelah melihat ke museum, kita bisa berjalan menyusuri taman hingga sampai ke bagian atas dengan banyak patung.
Menyusuri jalan rindang |
Patung-patung di sana adalah patung-patung orang berpelukan dengan beragam pose, tanpa mengenakan busana. Jadi pasti ada yang berasa janggal untuk anak-anak. :)
Konsep bugil ini memang disengaja oleh Vigeland untuk lebih memahami sisi kemanusiaan, mulai dari janin hingga dewasa dan meninggal dunia.
Sayangnya pas kesana, kita disambut hujan yang lumayan deres. Jadi acara foto-foto agak terhenti alias terbatas karena ga kuat jari-jari ini jika harus telanjang (ga pake sarung tangan)..sumpah, dingin banget!
Bunga tulip..yaiy!! finally have the opportunity to see and touch it. |
Taman ini juga banyak dikunjungi untuk berjalan-jalan dan santai di sore hari |
Patung-patung yang unik |
Post a Comment