[Catatan Perjalanan] Oslo - Norwegia (Part III)
Dari Kulinarisk Akademi, kita keliling kota Oslo yang indah. Dengan taksi bus yang membawa kita dari awal perjalanan dengan pak pengemudi yang seru dan selera humornya asik, meski sudah lumayan berumur, perjalanan keliling kota Oslo jadi terasa lebih menyenangkan.
Siang ini kita ditemani oleh Jon Erik dan Anne-Grette dari Norwegian Seafood Council.
Pemberhentian pertama di taman tengah kota yang kemudian ditelusuri dan membawa kita ke Royal Palace atau yang disebut dengan Det Kongelige Slottet. Istana raja ini dibangun pada awal abad ke-19 sebagai tempat tinggal Raja Norwegia, King Charles III yang waktu itu juga memerintah sebagai raja Swedia. Saat ini, istana ini menjadi tempat tinggal resmi Raja Harald V.
Kalau kita lihat, istana Raja ini tidak dibatasi dengan pagar tinggi dan penjaga atau tentara yang berjaga-jaga secara ketat di depan pagar.
Keren banget dech menurut saya. Bagaimana tidak, masyarakat bisa beraktivitas di halaman depan istana tanpa merasa canggung. Karena jalan di depan istana merupakan jalan utama kota Oslo, banyak sekali masyarakat hilir mudik atau bahkan berolahraga dan berjalan-jalan dengan bayi, anak atau hewan peliharan mereka.
Pada musim panas sejak tahun 2002, istana raja ini bahkan dibuka untuk umum, wisatawan yang datang untuk melihat langsung istana ini. Namun, tentu saja masih ada ruangan yang merupakan ruang pribadi dan tidak boleh diakses oleh masyarakat umum.
Di depan Royal Palace ini, ada jalan panjang yang tadi saya bilang jalan utama atau bisa dibilang merupakan alun-alun, tempat dimana masyarakat berkumpul untuk merayakan hari-hari besar. Seperti Hari Konstitusi yang diadakan setiap tanggal 17 Mei.
Jalan panjang ini merupakan jalan penghubung antara Royal Palace, tempat Raja tinggal, dengan Gedung Utusan Masyarakat atau MPR/DPR dech kalo di Indonesia.
Ada filosofi yang bisa diambil dari lokasi kedua gedung ini. Pemerintah Norwegia menginginkan adanya kerjasama antara Raja sebagai pemimpin negara dengan badan yang dipercaya oleh rakyat sebagai penyambung aspirasi rakyat. Oleh karena itu, dengan berhadap-hadapan, mereka bisa bekerja sama dengan baik, menjalankan pemerintahan.
Menyusuri jalan panjang itu, kita bisa menemukan banyak titik yang merupakan pusat kegiatan masyarakat Oslo. Seperti Balai Kota, Perpustakaan, alun-alun atau taman tempat masyarakat berkumpul.
Kita mampir ke pelabuhan yang sore itu cantik banget. Sebenernya sich agak mendung dan sesekali hujan. Tapi kita sempet kok foto-foto di pemandangan yang indah ini untuk bisa mengabadikan perjalanan kita kali ini. :)
Pemandangan dari pinggir dermaga |
Siang ini kita ditemani oleh Jon Erik dan Anne-Grette dari Norwegian Seafood Council.
Pemberhentian pertama di taman tengah kota yang kemudian ditelusuri dan membawa kita ke Royal Palace atau yang disebut dengan Det Kongelige Slottet. Istana raja ini dibangun pada awal abad ke-19 sebagai tempat tinggal Raja Norwegia, King Charles III yang waktu itu juga memerintah sebagai raja Swedia. Saat ini, istana ini menjadi tempat tinggal resmi Raja Harald V.
Royal Palace di Oslo yang tidak dibatasi oleh pagar tinggi dan tentara berjaga ketat |
Bener-bener luas aja di depan istana, masyarakat bisa beraktivitas di sini |
Pada musim panas sejak tahun 2002, istana raja ini bahkan dibuka untuk umum, wisatawan yang datang untuk melihat langsung istana ini. Namun, tentu saja masih ada ruangan yang merupakan ruang pribadi dan tidak boleh diakses oleh masyarakat umum.
Di depan Royal Palace ini, ada jalan panjang yang tadi saya bilang jalan utama atau bisa dibilang merupakan alun-alun, tempat dimana masyarakat berkumpul untuk merayakan hari-hari besar. Seperti Hari Konstitusi yang diadakan setiap tanggal 17 Mei.
Bersama Wulan (Kiri) dan Kenny (tengah) |
Jalan panjang ini merupakan jalan penghubung antara Royal Palace, tempat Raja tinggal, dengan Gedung Utusan Masyarakat atau MPR/DPR dech kalo di Indonesia.
Ada filosofi yang bisa diambil dari lokasi kedua gedung ini. Pemerintah Norwegia menginginkan adanya kerjasama antara Raja sebagai pemimpin negara dengan badan yang dipercaya oleh rakyat sebagai penyambung aspirasi rakyat. Oleh karena itu, dengan berhadap-hadapan, mereka bisa bekerja sama dengan baik, menjalankan pemerintahan.
Menyusuri jalan panjang itu, kita bisa menemukan banyak titik yang merupakan pusat kegiatan masyarakat Oslo. Seperti Balai Kota, Perpustakaan, alun-alun atau taman tempat masyarakat berkumpul.
Beneran dech, ikutan jalan kaki di kota ini ga berasa capek kayak jalan di Jakarta. Trotoar buat pejalan kakinya baguuuuss! |
Post a Comment