Dari Perairan Dingin Nan Jernih di Norwegia


Seperti pernah diterbitkan pada Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1275

Foto: Marius Fiskum/ Norwegian Seafood Council & Nonon
         
   Disuguhkan seporsi hidangan salmon, membuat saya berpikir mengenai apa sebenarnya daging ikan berwarna oranye dengan aroma segar dan tekstur daging yang lembut dengan kualitas premium ini. Di Indonesia, saya banyak menemukan potongan serupa berlabel “Norwegian Salmon” di supermarket besar. 

            Meski begitu, tak banyak yang tahu bagaimana perjalanan salmon Norwegia ini hingga bisa tersaji lezat di depan Anda. Norwegian Seafood Council membawa saya mengunjungi negara yang saat ini lebih terkenal dengan wisata nothern lights, melihat bagaimana dan darimana salmon lezat berkualitas ini berasal.
            Norwegia, negara Nordik di semenanjung Skandinavia ini adalah sebuah negara dengan budidaya perairan yang kuat. Tak heran jika negara yang berada di dekat kutub utara ini kini menjadi salah satu negara eksportir seafood  terbesar di dunia.


Salmon Bahagia = Salmon Berkualitas
            Disambut dengan suhu 0° Celcius pagi itu, kami diajak mengunjungi sebuah area peternakan milik salah satu perusahaan besar Norwegia, Leroy Aurora, di daerah Skjervøy. Berpenduduk 2300 jiwa, di mana 130 orang merupakan pekerja untuk peternakan salmon, kota Skjervøy bercerita banyak tentang hasil salmon Norwegia. 

Peternakan Salmon Leroy
            Perjalanan kurang lebih 30 menit membawa kami menuju fjord, perairan yang terbentuk dari lelehan gletser atau salju. Lima lingkaran kabel baja berdiameter 50 meter ini dipersiapkan sebagai ‘kandang’ atau tempat tinggal salmon dengan jaring berkedalaman 20-50 meter yang berisi 90.000 – 150.000 bibit salmon.

Petugas secara bergantian tetap mengawasi gerak gerik salmon yang ada di jaring ternak

            Dalam setiap jaring, kamera CCTV  memantau segala gerak-gerik salmon selama 24 jam. Salmon ini terus dipantau dan dipastikan berada dalam ekosistem yang sehat, bebas dari segala gangguan, kuman, suhu air hingga oksigen yang terdapat di dalam jaring tersebut. Mereka secara berkala diberi makan hingga kenyang dan proses pemberian makan dihentikan pada saat mereka terlihat sudah tercukupi. Makanan yang diberikan pun berupa pelet dengan nutrisi yang disesuaikan dengan kualitas salmon yang nantinya dihasilkan.
            “Salmon dengan kondisi baik dan secara psikologis sehat adalah salmon yang berkualitas,” jelas Jan Børre Johansen, pimpinan untuk wilayah peternakan ini.

Jan Børre Johansen
            Namun begitu, tidak sembarang orang dapat membuka lahan peternakan ikan di Norwegia. Semua peternakan ikan di Norwegia memiliki rencana operasional yang dikaji oleh Direktorat Perikanan dan Otoritas Keamanan Makanan. Terdapat peraturan yang ketat yang mengatur dengan kondisi-kondisi terkini. Dan ternyata, lahan peternakan itu tidak dapat digunakan terus menerus tanpa jeda setelah panen dilakukan. Setelah ikan-ikan di peternakan dikosongkan (panen), lahan peternakan harus dikosongkan terlebih dahulu minimal dua bulan untuk mengembalikan lahan tersebut ke keadaan normal sebelum digunakan kembali.

Revolusi Salmon Sushi & Sashimi
            Saat ini Leroy Aurora secara rutin, tiga kali dalam seminggu, mengirimkan salmon berkualitas terbaiknya ke Jepang. 

Salmon dipilah dan dipak sesuai dengan ukurannya di Leroy
            Diawali sejak tahun 1980-an, Jepang mulai diperkenalkan dengan salmon berkualitas dari Norwegia dan mulai menghidangkan sushi dan sashimi dengan ikan salmon. Sejak saat itu, sushi dan sashimi yang sebelumnya menggunakan ikan tuna, berganti menjadi menggunakan ikan salmon yang sudah dipercaya kandungan nutrisi dan dapat dipastikan tersaji mentahpun tetap menyehatkan.
            Di Norwegia sendiri, jika sebelumnya sudah ada resep tradisional mengolah salmon dengan cara dikukus dan disajikan dengan kentang atau sayuran, sushi dan sashimi kini semakin populer dan mulai menjadi makanan yang sangat digemari, terutama oleh kaum muda.
Sushi fresh!
            Anette Sorlie, Quality Manager of Leroy Seafood, perusahaan yang juga memproduksi sushi dengan teknologi modern di Kalbakken, Oslo, memaparkan bahwa saat ini perusahaannya memproduksi 20 juta buah sushi setiap harinya. Sushi hasil produksi Leroy Seafood ini tersebar luas di berbagai supermarket di kota Oslo.
            Maka, jelaslah sudah bahwa sushi dan sashimi tak hanya terkenal di Asia Tenggara. Masyarakat Norwegia pun yang awalnya sangat susah payah menggunakan sumpit untuk menyantap sushi, kini dengan mudah dapat menemukan sushi di banyak restoran di seluruh wilayah Norwegia.      
            “Sushi saat ini sudah menjadi makanan favorit untuk dibawa pulang dan disantap bersama keluarga di rumah penduduk Norwegia,” ungkap Anette dengan bangga.


No comments